

inNalar.com – PT Merdeka Battery Materials (MBMA) merupakan yang bergerak di bidang pengolahan nikel.
Guna mendukung kegiatan bisnisnya, pada akhir tahun 2022 korporasi ini memiliki tambang nikel di Konawe.
Selain itu, perusahaan ini juga memiliki fasilitas pengolahan nikel di Morowali.
Pada September 2023, MBMA telah mengumumkan laporan keuangannya untuk periode triwulan III.
Diketahui bahwa pada triwulan III jumlah utang jangka pendeknya sebesar 344 juta USA atau setara Rp5,3 triliun, dikutip dari IDX.
Angka tersebut alami kenaikan jika dibandingkan dengan jumlah utang jangka pendeknya pada tahun 2022 triwulan III yakni 164 juta USD atau setara Rp2,5 triliun.
Selain itu, ada pula jumlah utang jangka panjangnya sebesar 665 juta USD atau setara Rp10,1 triliun.
Jumlah tersebut turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 697 juta USD atau setara Rp10,8 triliun.
Secara keseluruhan, utang perseroan ini pada triwulan III 2023 mengalami kenaikan dari 862 juta USD menjadi 1 miliar USD pada triwulan III 2022.
Alami kenaikan utang, MBMA mencatatkan jumlah penjualan dan pendapatan usaha senilai 873 juta USD atau setara Rp13,5 triliun.
Sementara itu, pada triwulan III tahun 2022 angka penjualan dan pendapatannya hanya sebesar 289 juta USD atau setara Rp4,4 triliun.
Meskipun angka penjualan dan pendapatan usaha alami peningkatan, tetapi jumlah beban kian meroket.
Maka dari itu, jumlah laba sebelum pajak perseroan mencapai 27 juta USD atau setara Rp418 miliar dan lebih rendah daripada laba sebelum pajak pada tahun lalu yang mencapai Rp496 miliar.
Setelah dikurangkan dengan beban pajak, maka jumlah laba bersih MBMA mencapai Rp403 miliar.
Angka tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan dimana pada triwulan III 2022 laba bersih perseroan mencapai 32 juta USD atau setara Rp496 miliar.***