

inNalar.com – Tempat Pengolahan Sampah Terpadu atau TPST Jeruklegi dengan teknologi Refuse-Derived Fuel (RDF) telah beroperasi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Pabrik atau plant pengolahan sampah ini akan menghasilkan bahan bakar penggantu batu bara pertama di Indonesia.
RDF Plant dapat mengolah sampah dari 14 kecamatan sekaligus. Adapun kapasitas mesinnya mencapai 200 ton sertiap hari.
Saat ini sendiri telah beroperasi dengan kapasitas sebanyak 150 ton per hari.
Sampah-sampah yang diolah di pabrik ini nantinya dapat menghasilkan produk bahan bakar atau batu bara sebanyak 60 ton per hari.
Adapun produk tersebut akan dipakai untuk bahan bakar tungku pembakaran di pabrik semen.
RDF Plant di Cilacap ini sendiri telah diresmikan sejak 2020 lalu dengan memakai mesin dan elektrikal berteknologi Jerman.
Ini adalah hibah dari Pemerintah Kerajaan Denmark yang diberikan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kemudian dihibahkan ke Pemkab Cilacap.
Pendirian pabrik ini diinisiasi oleh anak usaha SIG yakni PT Solusi Bangun Indonesia Tbk yang berkolaborasi langsung dengan Pemkab Cilacap, Pemprov Jawa Tengah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian PUPR, dan Pemerintah Kerajaan Denmark.
Melansir dari laman Pemkab Cilacap, pabrik ini nantinya akan mengolah sampah menjadi bahan bakar setelah dilakukan pencacahan dan pengeringan.
Adapun tujuan pendiriannya yakni dalam ranga mengurangi kebutuhan lahan Tempat Pemrosesan Akhir atau TPA sampah.
Selain itu, pabrik juga dapat berguna untuk meningkatkan kualitas lingkungan karena mampu memproduksi bahan bakar alternatif pengganti fosil atau batu bara.
Baca Juga: Bangun Pabrik Senilai Rp9,2 Triliun, Jumlah Utang PT Merdeka Battery Materials Makin Membengkak
Tidak hanya itu, RDF Plant Cilacap juga dapat menjadi tujuan studi bagi instansi pengelola sampah di tanah air.
Mulai dari tingkat lokal di seluruh kabupaten, regional, maupun nasional tidak terkecuali lembaga pendidikan tinggi di tanah air.
Pembangunan pengolahan sampah ini termasuk bagian dari sistem sanitasi daerah Cilacap dan sekitarnya.
Mengingat jumlah penduduk semakin mengalami peningkatan ditambah produksi sampah rumah tangga dari masyarakat jika semakin meningkat.
Pengelolaan yang memanfaatkan teknologi modern ini bahkan telah dibangun sejak tahun 2017 lalu.
Kemudian pada tahun 2017 telah dilakukan uji coba. Nilai pembangunan proyek ini sendiri menelan biaya sekitar Rp84 miliar.
Anggaran ini berasal dari Kementerian PUPR sebesar Rp27 miliar untuk pekerjaan konstruksi dan fasilitas pendukung.
Sementara itu, dana sebanyak Rp44 miliar berasal dari bantuan Pemerintah Denmark yang berupa peralatan mekanikal dan elektrikal.
Kemudian Pemprov Jawa Tengah juga mengalokasikan anggarannya sebesar Rp10 miliar.
Ditambah juga dengan APBD Pemkab Cilacap yang berupa pengadaan tanah serta fasilitas pendukung sebesar Rp3 miliar.
Pengoperasian TPST Jeruklegi ini juga telah berkontribusi kepada Pendapatan Asli Daerah atau PAD Cilacap senilai Rp1,3 miliar per tahunnya.***