Gara-gara Perang, Pembangunan Smelter Rp22 Triliun di NTB Ini Malah Molor, Padahal Miliki Fasilitas…


InNalar.com –
Mengurangi ketergantungan ekspor mineral mentah, Indonesia kini tengah banyak membangun smelter atau pabrik pengolahan mineral.

Salah satunya ialah pabrik pengolahan tembaga yang dibangun di kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), namun justru molor.

Bahkan hal tersebut dikarenakan terjadinya covid-19 ditambah dengan adanya perang.

Baca Juga: Manchester United Gontok-gontokan dengan AC Milan dalam Perburuan Bek Gratisan Fulham Tosin Adarabioyo

Namun, keterlambatan itu bukan terjadi perang antara Hamas dengan Israel, melainkan perang antara Rusia-Ukraina.

Berdasarkan rencana awal, pabrik pemurnian mineral di Nusa Tenggara Barat ini sebenarnya ditargetkan akan rampung pada tahun 2023.

Akan tetapi, ternyata pada tahun 2022 kemarin sempat terjadi PPKM karena covid-19 sehingga cukup menghalangi progres penyelesaiannya.

Baca Juga: Hanguskan Rp31,2 Miliar, Jalur Shortcut di Badung Bali Disebut Mampu Atasi Masalah Klasik, Panjangnya…

Ditambah lagi, ada pula perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan peralatan-peralatan yang dibeli dari China dan eropa mempengaruhi penyelesaian peralatan permesinan yang sudah dipesan.

Hal-hal di ataslah yang membuat pengerjaan pabrik pengolahan mineral di NTB sampai harus molor.

Meskipun begitu, pengerjaan dari pabrik mineral tersebut tetap berlanjut, dengan target rampung pada pertengahan tahun 2024.

Baca Juga: Usai Gaet China dan Arab, PT Aneka Tambang Targetkan Produksi 274.140 Aluminium di 2024, Terluas Ada di Sanggau Kalimantan Barat

Diketahui pada Mei 2023 kemarin progres pembangunan pabrik pemurnian tersebut telah mencapai 51%.

Adapun pengelola dari pabrik mineral tersebut adalah PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang berada di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat.

Dilansir InNalar.com dari DPMPTSP Pemprov NTB, menariknya, saat smelter tembaga milik PT AMMAN ini selesai, fasilitas yang dimiliki cukuplah lengkap.

Baca Juga: Rangkul China, Kalimantan Barat Miliki Smelter Alumina Senilai Rp14 Triliun, Pertama di Indonesia?

Pasalnya, fasilitas yang dimiliki PT AMMAN ini meliputi pembangkit listrik tenaga batubara sebesar 112 MW, pelabuhan yang memiliki terminal untuk kapal feri, layanan udara.

Saat beroperasi pada tahun 2024 mendatang, ditargetkan smelter di Sumbawa Barat ini memiliki kapasitas produksi 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun.

Hasilan 900.000 ton konsentrat tembaga itu nantinya menggunakan kapasitas sebanyak berupa 222.000 ton katoda tembaga per tahun.

Baca Juga: Sempat Rugi Rp6,75 T, Megaproyek Smelter Alumina di Mempawah Kalimantan Barat Ini Akhirnya Happy Ending di 2024, Bisa Upgrade Kapasitas 3 Juta Ton!

Sebagai tambahan, PT Amman merupakan perusahaan yang mengelola tambang Batu Hijau di NTB.

Sedangkan, hingga saat ini diketahui tambang Batu Hijau merupakan ladang tembaga dan emas terbesar ke-2 yang ada di Indonesia.

Sementara itu dalam membangun smelter tembaga, investasi yang dikucurkan yaitu sebanyak USD1,6 miliar.

Baca Juga: Target Primadonakan Lahan Rp200 M, Proyek Kawasan Industri Batang Garapan Intiland (DILD) Auto Pikat Nestle Jadi Investor Perdana Berkat…

Jika dikonversikan, maka nominal tersebut setara dengan Rp22 triliun. ***

 

Rekomendasi