Bebankan APBN Rp700 Miliar! Proyek Bandara Kalimantan Tengah Malah Bentuknya Jadi Seperti Paruh Elang, Namanya…


inNalar.com
– Terdapat bandara di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang bisa disebut cukup unik.

Bagaimana tidak, bandar udara yang berada di Palangkaraya ini saja memiliki bentuk seperti paruh elang.

Selain itu, bandar udara ini juga disebut yang terbesar dan jadi kebanggaan masyarakat Kalteng karena keunikannya.

Baca Juga: SMGA Incar Dana Hasil Saham Perdana Sebesar Rp183,75 Miliar, Pasca Dapat Izin Publikasi Penawaran Awal dari OJK

Maka tak heran jika pengembangan pada bandar udara ini sampai menghabiskan dana yang fantastis.

Dilansir inNalar.com dari dephub.go.id, dana yang diperlukan dalam mengembangkan bandar udara ini yaitu sekitar Rp700 miliar yang bersumber dari APBN.

Ditambah, dalam melakukan pengembangan bandar udara ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama, karena proses pengerjaannya dilakukan selama 4,5 tahun.

Baca Juga: Baru Digarap, Smelter Nikel China Rp37 T di Sulawesi Tengah Tiba-Tiba Dicaplok Perusahaan Singapura

Sebenarnya bandar udara ini sudah ad sejak lama, karena telah berdiri dari 1 Mei 1958.

Pada saat itu nama dari bandar udara ini adalah Pelabuhan Udara Panarung.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu terdapat permintaan untuk merubah nama dari bandar udara yang kini jadi terbesar di Kalimantan Tengah.

Baca Juga: Alami Kenaikan Laba Bersih, Jumlah Utang PT J Resources Asia Pasifik Malah Semakin Membengkak

Akhirnya pada 10 November 1988 nama dari bandar udara ini berubah menjadi bandara Tjilik Riwut.

Sekedar informasi, Tjilik Riwut merupakan nama seorang pahlawan dari Kalteng yang sempat menjadi gubernur juga di daerah tersebut.

Setelah dilakukan pengembangan yang dibebankan menggunakan dana APBN sebesar Rp700 miliar, kini bandar udara di Palangkaraya ini menjadi lebih besar 6 kali lipat.

Baca Juga: Daya Tampung 250,81 Juta M3, Bendungan Raksasa di Sumedang Senilai Rp2,06 Triliun Ini Mulai Difungsikan untuk Kawasan Rebana

Pengembangan tersebut mengarah ke pembangunan terminal, taxi way, hingga ke perpanjangan runway.

Sebagai perbandingan, sebelum dikembangkan terminal di bandara Tjilik Riwut ini hanya memiliki luas tidak mencapai 5000 meter persegi.

Dengan luas seperti itu, bandar udara ini hanya mampu menampung 600 penumpang per hari.

Baca Juga: Berkembang pada Abad ke-14, Kampung di Solo Ini Jadi Pelopor Industri Batik Modern Ramah Lingkungan

Namun setelah dikembangkan, kini terminal baru luasnya mencapai 29.124 meter persegi sehingga mampu melayani hingga 2.200 penumpang.

Pada saat pengembangan tersebut rampung digarap dan diresmikan oleh presiden Jokowi pada tahun 2019, diketahui baru terdapat 32 penerbangan di bandar udara yang berada di Palangkaraya.

Akan tetapi, tentu setelah dilakukan pengembangan tersebut bandara di Kalimantan Tengah ini diharapkan akan mengalami peningkatan penumpang.

Baca Juga: Aset Nanjak 1,07 Miliar USD, PT Amman Mineral Nusa Tenggara Keruk Tembaga dan Emas di Sumbawa hingga Raih Cuan Segini

Sebab pada tahun 2021 diketahui terdapat 207.267 penumpang yang menggunakan bandar udara Tjilik Riwut ini.

Sedangkan tahun 2020 jumlahnya menjadi 204.347 penumpang.

Dengan kata lain, pertumbuhan pada penumpang yang menggunakan bandar udara Tjilik Riwut ini naik sebesar 1%.

***

 

 

Rekomendasi