Kejar Laba Rp90 Miliar, Tilik Manuver Jagoan Sawit Kalsel PT Jhonlin Agro Raya di Balik Aksi Merger hingga Penyusutan Alokasi Capex di 2024

inNalar.com – Perusahaan sawit yang berbasis di Kalimantan Selatan (Kalsel) bernama PT Jhonlin Agro Raya agaknya tengah bermanuver cantik demi lejitkan target laba di 2024 yang lebih melesat.

Mulai dari aksi merger pihaknya dengan emiten mitra PT Jhonlin Agro Lestari (JAL) hingga langkah cermat perusahaan dalam mengurangi anggaran capex pada tahun ini.

Penggabungan dua perusahaan antara emiten berkode JARR dengan JAL ini diketahui telah selesai dilaksanakan pada 29 September 2023.

Baca Juga: Tekan Emisi 1,74 juta tCO2e, PLTP Garapan Pertamina Geothermal di Minahasa Sulawesi Utara Masuk Bursa Karbon, Ternyata Segini Cuannya

Berkat penyatuan dua unit usaha ini, produktivitas perusahaan semakin melesat dan menuai beberapa pencapaian positif.

Sekadar untuk diketahui terlebih dahulu, PT Jhonlin Agro Raya sendiri memiliki lahan Hak Guna Usaha (HGU) luasnya 17.020,26 hektar.

Selain itu, pihaknya juga telah mengoperasikan dua pabrik barunya mulai tahun 2023. Kedua pabrik yang dimaksudkan adalah biodiesel dan minyak goreng kemasan.

Baca Juga: Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Vietnam di Piala Asia 2023: Penentu Skuad Garuda Menatap Babak 16 Besar

Meski tampaknya JARR telah memiliki luas izin HGU yang cukup meluas, ternyata angka produksi tandan buah segara perusahaannya jauh di bawah PT Jhonlin Agro Lestari.

Faktanya, lahan tanam JAL jauh lebih besar produksinya dibandingkan dengan JARR, sehingga aksi merger dengan JARR ini juga membuat luas lahan garapnya mencapai 27 ribu hektare.

Adapun PT Jhonlin Agro Raya menargetkan produksi tandan buah segar hanya di angka 70 ribu ton, tetapi PT Jhonlin Agro Lestari bakal lesatkan hasilnya hingga 150 ribu ton.

Baca Juga: Rampung 2021, Bendungan Rp63 Miliar di Kalimantan Timur Malah Mangkrak dan Tak Beroperasi, Mengapa?

Usai merger, kedua perusahaan langsung percaya diri meroketkan target produksinya hingga 249 ribu ton di tahun 2024.

Sebagaimana niat awalnya, memang aksi merger JARR dan JAL ini ditujukan untuk mengefisiensikan biaya produksi, melebarkan luas izin HGU, dan meningkatkan produktivitas perusahaan.

Harapannya adalah di tahun ini, perusahaan sawit ternama asal Kalimantan Selatan ini mampu cetak laba sebelum pajak sebesar Rp80 miliar hingga Rp90 miliar.

Baca Juga: Prediksi Susunan Pemain Inter Milan Andai Piotr Zielinski dan Mehdi Taremi Resmi Bergabung di Bursa Transfer 2024

Meski begitu, langkah selanjutnya anggaran capital expenditure (capex) pun akan diturunkan menjadi Rp100 miliar.

Nominal ini menurun drastis dibanding tahun lalu yang mencapai Rp350 miliar lebih.

Rupanya alasannya adalah fokusan perusahaan pada tahun ini bukan lagi membangun infrastruktur pabrik, tetapi lebih fokus pada kinerja produksi sawit CPO terutama untuk produk biodiesel.

Baca Juga: Investasinya Rp6,6 Triliun, Proyek Pipa Gas Dumai-Sei Mangkei Diramal Menghemat Devisa Impor LPG Rp1,08 Triliun per Tahun

Sebagai informasi, usai pembangunan pabrik dan fasilitas pendukungnya menjadi fokusan JARR di tahun 2023, aset perusahaan pun menanjak dibanding tahun sebelumnya.

Kini emiten sawit Haji Isam ini mencatatkan total aset mencapai Rp3,36 triliun. Trennya terus meningkat dibanding tahun 2022 yang hanya sebesar Rp3 triliun dan tahun 2021 sebesar Rp2,4 triliun.***

 

Rekomendasi