Smelter Nikel Senilai USD 1,04 Miliar di Morowali Garapan Perusahaan Patungan RI-China Meledak! Adakah Korban Jiwa?

inNalar.com – Belum lama peristiwa ledakan terjadi di Kawasan Industri Morowali mengundang duka dan perhatian publik pada akhir tahun 2023.

Kali ini tungku smelter nikel milik perusahaan patungan antara RI dan China diketahui meledak pada Jumat, 19 Januari 2024.

Kejadian tersebut diidentifikasi terjadi pada pukul 20.45 WITA dan dikabarkan terdapat dua pekerja yang turut menjadi korbannya.

Baca Juga: Berdiri sejak 1839, Masjid Tertua di Lampung Ini Bahan Bangunannya Menggunakan Campuran Telur Ayam?

Kedua pekerja diketahui mengalami luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Adapun peristiwa naas tersebut terjadi di pabrik pengolahan dan permurnian nikel milik PT Sulawesi Mining Investment.

Sebagai informasi, PT Sulawesi Mining Investment (SMI) merupakan perusahaan hasil dari joint venture antara emiten raksasa antara RI dan China.

Baca Juga: Nilai Investasinya Rp500 Miliar, Pabrik Pengolahan Gas di Jawa Tengah Ini Diharapkan Bisa Serap Tenaga Kerja Sekitar, Kapan Rampung?

Kolaborasi ini terjadi di antara perusahaan besar Bintang Delapan Group asal Indonesia dan Dingxin Group asal China.

PT SMI adalah salah satu aktor besar dalam industri pertambangan dan pemrosesan nikel terbesar di Indonesia.

Pembangunan smelter nikel di ini diketahui menelan biaya investasi tahap pertama sebesar USD 635 Juta.

Baca Juga: Progres 27 Persen, Bendungan Seharga Rp1,47 Triliun di NTT Bisa Tingkatkan Produksi Beras 2,5 Kali Lipat, Kapan Rampung?

Lokasi pabrik tersebut terletak di Kecamatan Bahodopi, tepatnya di area Kawasan Industri Morowali milik PT IMIP.

Smelter yang meledak tersebut diketahui memiliki kapasitas tahap pertamanya sebesar 300.000 ton per tahun.

Sempat dibeberkan oleh Menteri Perindustrian pada saat peresmian pabriknya, bahwa kapasitas proyeksinya akan di-upgrade hingga 600.000 ton.

Baca Juga: Biaya Investasinya Rp24,6 Triliun, Proyek Tol Mangkrak Sepanjang 96,84 Km di Bali Kembali Jadi Dapat Atensi Publik, Kenapa?

Apabila ditotal pengerjaan kedua tahap pembangunan smelter tersebut, nilai investasinya bisa mencapai Rp1,04 miliar.

Tidak berhenti di situ saja, ekspansi kapasitas produksi nikel pig iron tahap ketiga bahkan ditargetkan tembus 1,2 juta ton per tahun.

Sedemikian melesatnya upgrade produksi hilirisasi komoditas penting ini dan beberapa kejadian tungku smelter yang meledak di area smelter agaknya juga perlu menjadi bahan perenungan.

Baca Juga: PHK 1.500 Karyawan, Pabrik Ban Asal Korea Selatan yang Berlokasi di Jawa Barat Ini Terpaksa Berhenti Operasi

Pasalnya keselamatan dan keamanan para tenaga kerja juga menjadi kunci utama penggerak perekonomian negara.

Pengamat UGM di bidang energi, Fahmi Radhi, mengemukakan pendapatnya terkait pentingnya ketegasan pemerintah dalam standar keselamatan internasional (international safety standard).

Menurut Fahmi, keran ekonomi yang melimpah dari industri smelter tentunya juga perlu diseimbangkan dengan sistem keselamatannya, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Kuasai 4.071 Menara di Jawa Barat, Pendapatan Perusahaan Infrastruktur Telekomunikasi Digital Terbesar se-Asia Tenggara Ini Melonjak hingga…

Jangan hanya mementingkan biaya yang ditekan agar ekonomis, tetapi tingkat keselamatan kerja juga ikut diturunkan.

Lebih lanjut, diharapkan audit keselamatan kerja di seluruh smelter sebaiknya dilaksanakan secara berkala.

Sebagai informasi tambahan, ledakan tungku smelter sebelumnya terjadi di Kawasan Industri Morowali milik PT IMIP yang menelan 46 korban luka.

Baca Juga: Banyak ‘Kolam Mini’, Jalan di Area Terminal Bubulak Bogor Seluas 8.000 M2 Ini Bakal Diintervensi PUPR, Tak Kunjung Diperbaiki Ternyata Karena…

Sementara ada 13 pekerja yang meninggal dunia, baik dari tenaga kerja asli WNI dan TKA asal Tiongkok.***

Rekomendasi