

inNalar.com – Ada manufaktur penunjang produk kesehatan di Jawa Barat yang dibangun oleh perusahaan farmasi asal Jerman bernama B Braun Indonesia.
Langkah awal kemajuan eksistensi perusahaannya ini terletak saat pihaknya berhasil membangun pabrik infus pertamanya di Kawasan Industri Indotaisei, Karawang.
Meski biaya investasi yang digelontorkan oleh B Braun Group sangat jumbo, yakni sebesar Rp900 miliar, dikutip dari laman Pemkab Karawang.
Beruntungnya, Bank Dunia ikut menyuntik dana sebesar Rp450 miliar untuk mendukung ekspansi pembangunan pabrik farmasi ini.
Jadi melalui program International Finance Corporation (IFC), B Braun Melsungen mendapat sokongan dana sebesar USD 33 juta.
Pembangunan pabrik infus di Karawang ini dinilai sangat urgen bagi kebutuhan dan keekonomian Indonesia.
Pasalnya selama ini negeri kita masih banyak mengimpor produk cairan infus ini, tetapi dengan adanya infrastruktur baru ini arahnya justru bisa berbalik menjadi eksportir.
Sembari itu pula kebutuhan pasokan alat kesehatan pun dalam negeri nantinya diharapkan akan semakin terjamin.
Dibangun di atas lahan menghampar hingga 19 hektare, pabrik farmasi garapan B Braun Indonesia ini rupanya mengandalkan teknologi canggih dalam proses produksinya.
Penggunaan teknologi ini dimaksudkan agar hasil produksinya dapat dipastikan memiliki kualitas yang aman dan juga mampu bersaing dengan infustri global.
Jadi dalam memproduksi cairan dasar infusnya, pabrik infus di Karawang ini diketahui menggunakan teknologi Internet of Things (IoT).
Sejumlah bahan baku dan alat kesehatannya memang masih mengandalkan pasokan dari Jerman.
Namun B Braun Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 yang mensyaratkan porsi tenaga kerja lokal.
Lebih lanjut, dipersyaratkan dalam perda tersebut bahwa perusahaan farmasi multinasional ini diwajibkan menyerap tenaga kerja asli Karawang sebesar 60 persen.
Sementara porsi sisanya dipersilakan mengambil tenaga kerja lokal yang berasal dari non Karawang.
Baca Juga: Jumlah Laba Bersih Meroket, PT Samator Indo Gas Tbk Catatkan Penurunan Besaran Utang
Sedikit mengulas mengenai spesifikasi pabriknya, rupanya saat ini pengoperasian produksi cairan infus bisa mencapai 15 juta botol per tahun.
Namun seiring berjalannya waktu, diharapkan pada upgrade kapasitas selanjutnya bisa memproduksi hingga 50 juta ton per tahun.
Sebagai informasi, baru-baru ini B Braun Indonesia meresmikan operasional PLTS di dekat pabrik infusnya.
Keberadaan sumber energi berbasis panel surya ini nantinya bakal memasok 20 – 30 persen kebutuhan daya listrik manufakturnya.
Sejalan dengan itu, diharapkan nantinya pembangkit listrik tersebut bisa ikut berkontribusi mengurangi emisi karbon hingga 25 persen atau setara dengan 346 ton karbon setiap tahunnya. ***