

inNalar.com – Tidak terasa kawasan industri yang dibangun oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada 11 tahun silam ini telah menggurita di salah satu hamparan lahan Bahodopi yang sunyi senyap.
Bahkan kawasan industri di Sulawesi Tengah ini tercatat telah mampu mengisi porsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Morowali hingga menguasai 80 persennya.
Bermula dari sehamparan tanah gersang yang tidak terjamah oleh listrik di Kecamatan Bahodopi, perusahaan patungan RI – China ini berhasil menyulap kawasan tersebut menjadi keran fulus bagi daerahnya.
Sebagai informasi terlebih dahulu, PT Indonesia Morowali Industrial Park adalah perusahaan hasil kerja sama antara Bintang Delapan Group dan Tsingshan Steel Group.
Perusahaan tersebut dapat dikatakan cukup bergerak cepat mendirikan kawasan industri terintegrasi sejak adanya niat pemerintah untuk menggempur ambisi hilirisasi di Tanah Air.
Seiring berjalannya waktu, investasi kian berdatangan ke Kawasan Industri IMIP hingga akhirnya infrastruktur penunjang hilirisasi seperti smelter kian menjamur.
Menggeliatnya proyek pembangunan di kawasan tersebut, semakin mempertebal pula kantong negara dan daerah terutama bagi Kabupaten Morowali.
Sumbangan cuan daerah mengalir lancar, ternyata PDRB pun dari tahun ke tahun makin moncer nominalnya.
Apabila mulanya PDRB Sulawesi Tengah (atas dasar harga berlaku) sebesar Rp79,84 triliun, maka di tahun selanjutnya naik signifikan hingga Rp90,24 triliun.
Baca Juga: Berdiri Sejak 1936, Gereja Tua di Kediri Ini Dilengkapi Altar yang Terbuat dari Batu Seberat 7 Ton
Lejitannya tidak berhenti pada periode itu saja, nominalnya semakin meroket di tahun 2015 hingga tembus Rp107,57 triliun.
Tren PDRB Sulawesi Tengah stabil meningkat hingga jika ditarik garis hingga tahun 2021, nominalnya sudah mencapai Rp247,32 triliun.
Bahkan tahun 2022 pun sudah terbang hingga Rp323,61 triliun. Setidaknya 10 tahun terakhir sejak KI IMIP eksis pencapaian pertumbuhan PDRB Sulteng sudah melejit hingga 152,98 persen.
Baca Juga: Menelan Biaya Rp2 Triliun, Bendungan di Subang Ini Jadi Solusi Ketahanan Pangan di Wilayah Indramayu
Lantas, seberapa tebal kantong Pemerintah Kabupaten Morowali sejak hadirnya kawasan industri ini?
Sederetan pencapaian gemilang itu, perusahaan berhasil menyumbang pendapatan bagi daerah hingga Rp1,62 triliun.
Tercatat capaian PAD tembus hingga 365,42 miliar dan kontribusi pajak daerahnya mencapai Rp193,91 miliar, serta retribusi daerah sebesar Rp90,52 miliar.
Adapun sumbangan cuan berupa pajak royalti kepada negara pun berhasil menembus Rp10,05 triliun.
Sebagai informasi tambahan, hingga per Mei 2023, kawasan perindustrian telah berhasil meraup investasi sebesar USD 22,387 juta atau setara Rp347,095 triliun (asumsi kurs Rp15.504,35).
Menurut laporan perkembangan ekonomi Indonesia yang dirilis oleh Bappenas, Sulawesi Tengah berhasil menjadi daerah dengan Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar sejak kuartal IV tahun 2022.
Sejak adanya area perindustrian yang semakin menggeliat, rupanya di sekitar Bahodopi telah tersebar 160 ribu bisnis UMKM.
Sejalan dengan itu, usaha sektor properti penyedia kos pun semakin merebak sejak tenaga kerja semakin banyak berdatangan ke kawasan industri tersebut setiap tahunnya. ***