

inNalar.com – Konflik di Gaza sepertinya belum menemukan titik akhir dan pertempuran semakin berkecamuk di jalur Gaza pada hari Minggu, 21 Januari 2024.
Dilansir inNalar.com dari newseu.cgtn, setelah gempuran bom yang dilayangkan dan serangan darat yang dilakukan oleh Israel, jumlah korban tewas di Gaza mencapai 25.000 orang.
Jumlah korban tewas tersebut sebagian besar merupakan anak-anak, perempuan dan lansia.
Selain serangan di jalur Gaza, militer Israel juga melancarkan serangan-serangan baru di Tepi Barat.
Bersamaan dengan itu, serangan rudal terjadi di Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman pada hari Sabtu, 20 Januari 2024.
Hal tersebut tentunya menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas.
Iran melaporkan bahwa terdapat lima anggota Garda Revolusinya termasuk seorang perwira intelejen senior tewas dalam serangan rudal tersebut.
Meskipun begitu, rudal dan roket yang diluncurkan oleh pejuang yang bersekutu dengan Iran di Irak, tempat kelompok tersebut menargetkan pasukan AS, menghantam pangkalan udara al-Asad.
Disaat jumlah korban jiwa semakin menlonjak, beredar kabar bahwa militer Israel telah menghancurkan setidaknya 16 kuburan di Gaza.
Selama operasi darat, para tentara telah menghancurkan kuburan menggunakan buldoser.
Bahkan, penghancuran tersebut membuat beberapa jenazah keluar dari kuburan.
Tentunya sengaja menghancurkan situs keagamaan seperti kuburan dan mengubahnya menjadi sasaran militer melanggar hukum internasional.
Sehingga hal tersebut bisa dikatakan tindakan Israel dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Sumber lain mengatakan bahwa tentara tampaknya menggunakan kuburan sebagai pos militer, dengan buldoser mengubah beberapa kuburan menjadi tempat pementasan.
Sementara itu, dari pihak Israel mengatakan bahwa hal itu dilakukan untuk menentukan apakah sandera Israel yang ditangkap selama serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh kelompok Palestina Hamas dimakamkan di sana.
Israel malah menuduh kuburan tersebut digunakan oleh Hamas untuk “tujuan militer”. ***