Kerap Dinilai Gagal, Menteri Pertanian Sebut Proyek ‘Food Estate‘ yang Digagas Presiden Jokowi Berjalan Baik Sesuai Target, Mana Saja?

inNalar.com Food estate merupakan salah satu program atau kebijakan pemerintah Tanah Air untuk mengembangkan pangan secara terintegrasi.

Tidak hanya itu, food estate ini bahkan telah tercatat sebagai Program Strategis Nasional atau PSN sejak tahun 2020 hingga 2024 ini.

Sayangnya, proyek yang digagas oleh Presiden Jokowi ini sendiri kerap dinilai gagal. Menteri Pertanian pun mengungkap mengenai hal tersebut.

Baca Juga: Usai Alot Harga, Divestasi Saham Vale Canada dan Sumitomo Berpindah ke RI 14 Persen, Kepemilikan Dominan Vale Indonesia (INCO) Berbalik?

Melansir dari Antara, Andi Amran Sulaiman selaku Menteri Pertanian memaparkan bahwa proyek ini tidak semuanya menjadi program gagal.

Akan tetapi, dari beberapa proyek yang tengah dikerjakan di beberapa daerah telah berjalan baik sesuai dengan targetnya.

Menurutnya, hal ini memerlukan proses yang panjang sehingga bukan termasuk proyek instan. Ia menuturkan bahwa terdapat 10 juta hektare lahan yang sebelumnya tidak dipakai untuk pertanian.

Baca Juga: Capai 4.000 Ton, Bangka Belitung Sukses Tingkatkan Ekspor ‘Muntok White Pepper’ di 2023, Lada Putih yang Paling Diburu Pasar Dunia?

Kemudian lahan tidak terpakai ini sedang dimanfaatkan kembali sehingga butuh proses hingga teknologi tersendiri agar dapat kembali menjadi lahan produktif.

Ia juga memberikan contoh mengenai beberapa food estate yang telah berjalan dengan baik tersebut. Seperti di Humbang Hasundutan dengan luas sekitar 418,29 hektare.

Ada juga di Wonosobo seluas 907 hektare. Kedua proyek ini berhasil panen untuk komoditas hortikultura.

Baca Juga: Capai 4.000 Ton, Bangka Belitung Sukses Tingkatkan Ekspor ‘Muntok White Pepper’ di 2023, Lada Putih yang Paling Diburu Pasar Dunia?

Mentan menyebutkan di Kalimantan Tengah pun telah berhasil dilakukan proses intensifikasi serta ekstensifikasi lahan.

Adapun keberhasilannya yakni mampu memanen padi dengan produktivitas sebesar 5 ton per hektare.

Selanjutnya terdapat di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) serta Kab. Keerom, Papua yang berhasil panen raya jagung di atas lahan seluas 500 ha.

Baca Juga: RI Kebut Hilirisasi Tambang, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan Sebut Dominasi TKA di Proyek Ini Hanya 15 Persen Saja, Benarkah?

Ia mengungkapkan bahwa program food estate tersebut telah berhasil panen. Mentan menambahkan pula proyek yang berhasil dijalankan di Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Food estate Gunung Mas ini sudah panen singkong seluas 3 hektare dan jagung seluas 10 hektare. Ia juga menjelaskan bahwa akan terus memantau proyek ini.

Proyek tersebut mampu menghasilkan jagung hingga 6,5 ton per hektare.

Baca Juga: Duet Inalum-Antam di Proyek Bauksit, Smelter Alumina di Mempawah Kalimantan Barat Ini Diramal Hematkan Devisa hingga USD 200 Juta, Progresnya…

Amran mengatakan bahwa di sektor pertanian akan menjadi salah satu titik untuk menumbuhkan ekonomi secara nasional termasuk menurunkan inflasi.

Indonesia sendiri telah menghentikan impor barang merah sejak tahun 2016 lalu. Kemudian mengekspor bawang merah ke berbagai negara seperti Thailand di 2017.

Sektor pertanian sendiri mencatat ada penurunan inflasi sampai 1,26 persen di tahun 2017. Hal ini bahkan telah memperole apresiasi dari Badan Pangan Dunia atau AFO.

Baca Juga: Inter Milan Pusing Tujuh Keliling, Agen Lautaro Martinez Beri ‘Tamparan Keras’ di Bursa Transfer Kali Ini

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga mengingatkan bahwa menurutnya program pertanian ini perlu dikerjakan dengan turun ke lapangan sehingga bukan hanya sekedar menjadi bahan diskusi.***

Rekomendasi