

inNalar.com – PT Bukit Asam Tbk berhasil mengandalkan tambang batu bara andalannya di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Terbukti perusahaan berkode PTBA ini mencatatkan kinerja moncer dari produksi batu baranya selama satu tahun penuh di 2023.
Sebagai informasi awalan, perusahaan tambang yang satu ini menargetkan produksi di level 41 juta ton.
Dari hasil akumulasi pencatatan kinerja selama Januari – Desember, emiten ini berhasil melampaui target, yakni sebesar 41,9 juta ton.
Pencapaian ini meningkat jauh dari kinerja operasional perusahaan di tahun 2022.
Pasalnya pada periode tersebut, produksi batu bara PT Bukit Asam Tbk kala itu hanya mencapai 37,1 juta ton.
Berdasarkan keterangan tertulis yang dibeberkan pihak perusahaan, kinerja positif tidak terlepas dari peran besar PT Satria Bahana Sarana (SBS).
PT SBS ini adalah kontraktor jasa pertambangan sekaligus cucu dari PTBA Group.
Dari jalur produksi PT SBS, perusahaan yang berbasis di Sumatera Selatan ini berhasil mencatatkan produksi sebesar 37,7 juta ton.
Sementara sisanya berasal dari keran produksi swakelola PT Bukit Asam Tbk sendiri.
Tren peningkatan produksi batu bara ini beriringan pula dengan kenaikan kinerja penjualan perusahaan.
Terlihat dari sisi penjualan ekspor, perusahaan yang satu ini mencatatkan kenaikan penjualan ke luar negeri sebesar 25 persen dibanding tahun 2022.
Sebanyak 15,6 juta ton berhasil didistribusikan ke sejumlah negara pelanggan yang menembus hingga 11 negara.
Apabila menengok catatan laporan keuangan perusahaan per kuartal III tahun 2023, terlihat ada dua negara yang menjadi pelanggan baru PTBA.
Kedua negara tersebut adalah Vietnam dan Bangladesh, dengan masing-masing nilai transaksinya sebesar Rp808 miliar dan Rp731 miliar.
Kesembilan negara itu meliputi India sebagai pelanggan dengan pasokan terbanyak dari perusahaan, yakni sebesar Rp4,76 triliun.
Dilanjut ada Korea dan Tiongkok dengan pasokannya masing-masing sebesar Rp2,86 triliun dan Rp2,55 triliun.
Kemudian Kamboja dengan nilai transaksi sebesar Rp1,08 triliun dan disusul Jepang yang mendapat pasokan senilai Rp746 miliar.
Selanjutnya dari Filipina dengan nilai pasokannya sebesar Rp581 miliar dan Thailand sebesar Rp430 miliar.
Ada pula dari negara tetangga Malaysia dengan nilai transaksi sebesar Rp286 miliar dan Taiwan sebesar Rp271 miliar.
Lalu, bagaimana dengan pasokan batu bara untuk Indonesia?
Sepanjang tahun lalu PT Bukit Asam Tbk tetap mendominasikan pasokannya untuk dalam negeri.
Terlihat dari yang tahun 2022, penjualan domestik PTBA sebesar Rp12,32 triliun, di tahun selanjutnya penjualannya stabil di level Rp12,52 triliun.***