Terikat Anggaran Rp1,7 Triliun, Proyek PLBN Oepoli di Kupang NTT Tertahan Hampir 5 Tahun Gegara Titik Koordinat Batas Negara, Nasibnya…

inNalar.com – Kawasan perbatasan negara telah menjadi bidikan proyek jangka panjang Kementerian PUPR di seluruh penjuru perbatasan RI setidaknya hampir lima tahun terakhir.

Namun pelaksanaan proyek tersebut tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, salah satu contohnya adalah PLBN Oepoli di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pembangunan PLBN beserta sarana dan prasarana di kawasan lintas RI – Timor Leste ini telah masuk dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2019.

Baca Juga: Sedot Anggaran Rp63,5 Miliar, Proyek Revitalisasi Lapangan Kerebosi Makassar Bakal Tutup Akses Lokasi Hingga Satu Tahun Full

Pada proses pengerjaannya diketahui mengalami kendala permasalahan penetapan titik koordinat garis batas negara.

Tepatnya di titik koordinat segmen Naktuka dan Citrana yang disebut sering terdapat pertikaian soal batas negara, melansir dari Antara.

Sebenarnya Pemerintah RI sempat berencana untuk menyelesaikan permasalahan tersebut pada tahun 2020 silam.

Baca Juga: Serap Investasi Senilai Rp300 Miliar, Proyek Jembatan Mangkrak di Kutai Barat, Kalimantan Timur Ditargetkan Masuk Tahap Perencanaan Pada Tahun Ini

Namun prosesnya tertahan dikarenakan adanya pandemi COVID-19 sehingga penyelesaian masalah pun masih tersendat.

Permasalahan tersebut diakui oleh perwakilan Kementerian Luar Negeri Irwan yang hadir dalam rakor bersama BNPP pada Jumat, 29 Juli 2022.

Menurutnya, permasalahan tersebut pada dasarnya hanya menunda pembangunan gedung utama PLBN Oepoli di Kupang, NTT.

Baca Juga: Susul Negara Lain, Pertamina Hulu Energi Targetkan Eksplorasi Potensi ‘Hidrogen Alami” di Sulawesi, Jadi Sumber Energi Ramah Lingkungan?

Adapun sarana dan prasarana pendukungnya yang berada di titik wilayah Indonesia tetap bisa dilaksanakan tanpa menunggu kendala tersebut.

Selain alasan menjaga kedaulatan negara di area perbatasan, kawasan perbatasan tersebut rupanya memiliki potensi ekonomi yang cukup berlimpah.

Salah satu yang paling potensial adalah pengembangan industri peternakan sapi mulai dari hulu hingga hilirnya.

Baca Juga: Lee Je Hoo, Lee Dong Hwi, dan Pemeran Lainnya Merasa Terkesan Saat Pembacaan Naskah Drama Terbaru Berjudul ‘Chief Detective 1958’

Melansir dari Masterplan Pengembangan Kawasan PLBN Oepoli di NTT, Kementerian PUPR menghimpun dari data BPS bahwasanya komoditas unggulan ekonomi wilayah di sektor peternakan adalah usaha penggemukan sapi.

Terpantau oleh data BPS, stok produksi komoditas sapi terus bertambah setiap tahunnya.

Oleh karena itu, pembenahan jalan perbatasan ruas sabuk merah beserta akses jalan provinsi terus digalakkan oleh Kementerian PUPR agar kegiatan ekonomi bisa semakin tumbuh.

Baca Juga: Film Moana 2 Dirancang untuk Memperbaiki Masalah Animasi Disney selama 4 Tahun, Kapan Dirilis?

Sebagai informasi, jalan perbatasan ruas sabuk merah sendiri diketahui telah mulus beraspal sepanjang 292 kilometer.

Pengerasan jalan dengan aspal dilakukan dari sisi sektor barat maupun timur secara bersamaan. ***

Rekomendasi