

inNalar.com – Apabila kita meniti jejak kolonialisme Belanda di Jawa Barat, bangunan terminal yang satu ini menjadi saksi perjalanan dunia kereta api
Dahulu terminal kereta api ini diberi nama Stasiun Buitenzorg, begitulah sebutan Kota Bogor tempo dulu.
Stasiun warisan kolonial ini sudah beroperasi sejak tahun 1872, berdiri megah di Jalan Nyi Raja Permas.
Kelegendarisan bangunan yang menghampar seluas 5.955 meter persegi ini membuatnya kini ditetapkan menjadi warisan cagar budaya.
Dibuktikan dengan adanya Surat Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada 26 Maret 2007 silam.
Siapa sangka, dahulu stasiun bersejarah di Jawa Barat ini dikelola oleh dua perusahaan kereta api Belanda.
Kedua perusahaan tersebut dahulu saling bersaing di industri perkeretaapian.
Pada awal tahun 1870-an, terminal ini mulanya dikelola oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) atau PT Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda Tbk.
Tercatat dalam sejarah, NIS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pelayanan jasa transportasi kereta api.
Wilayah garapan perusahaan ini tersebar di Surakarta Hadiningrat, termasuk di dalamnya dahulu Yogyakarta.
Selain itu, tercatat pula pelayanannya tersebar di Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor).
Usai 40 tahun NIS mengoperasikan Stasiun Buitenzorg, pada tahun 1881 pengelolaan berpindah tangan ke kompetitornya, yaitu Staatsspoorwegen (SS).
SS statusnya dahulu dipegang oleh Pemerintah Hindia Belanda, hingga akhirnya kini bertransformasi menjadi PT Kereta Api Indonesia.
Salah satu bukti pengembangan yang dilakukan oleh SS, yaitu adanya penambahan jalur kereta api Bogor – Bandung – Banjar – Kutoarjo – Yogyakarta.
Seiring berjalannya waktu, Stasiun Buitenzorg membutuhkan pemugaran hingga akhirnya pada tahun 2009 bangunannya direnovasi.
Melansir dari Heritage KAI, arsitektur bangunan stasiun di Bogor ini bergaya Indische Empire.
Kesan neoklasik berhasil memperlihat keantikan lobby utama dan pintu masuknya.
Lubang ventilasi berteralis besi ini juga memberikan kesan klasik era zaman kolonial.
Bangunan lama ini sempat lama tidak digunakan, tetapi akhirnya dibuka kembali pada tahun 2021.
Pintu belanda raksasa yang menghadap ke arah timur tersebut akan terlihat jelas dari sisi alun-alun Kota Bogor.***