300 Ribu Orang Berisiko Kekurangan Makanan di Palestina, Biden AS Kritik Operasi Israel di Gaza ‘Berlebihan’

inNalar.com – Ratusan ribu nyawa terancam di Gaza utara dan tengah karena kekurangan makanan.

Pihak UNRWA mengatakan bahwa terakhir kali organsasi tersebut diizinkan mengirimkan pasokan adalah lebih dari dua minggu lalu.

Badan-badan lain yang memberikan bantuan kemanusiaan juga melaporkan adanya hambatan dalam menyalurkan bantuan ke wilayah Palestina.

Baca Juga: Masuk 75 Besar ADWI, Desa Wisata di Kubu Raya Ini Miliki Berbagai Potensi Wisata yang Menarik, Apa Saja?

Sejak awal tahun, setengah dari permintaan misi bantuan mereka ke utara selalu ditolak.

Setidaknya terdapat 300 ribu orang yang tinggal di wilayah Palestina bergantung pada bantuan badan-badan tersebut.

Diketahui, lebih dari separuh penduduk Gaza yang diperkirakan berjumlah 2,4 juta jiwa kini memadati kota Rafah di Selatan.

Baca Juga: Menelan Dana Rp6 Triliun, Proyek Jalan Tol Indrapura-Kisaran Ini Sempat Bikin Warga Demo, Kok Bisa?

Namun, masih banyak pula penduduk yang tinggal di Wadi Gaza, di tengah dan utara.

kepala badan kemanusiaan PBB OCHA di Gaza, mengatakan wilayah tersebut sedang berubah “menjadi gurun kelaparan dan keputusasaan”.

Dilansir inNalar.com dari thepeninsulaqatarcom, sementara beberapa truk yang berhasil melewatinya dikerumuni oleh penduduk setempat, yang di utara Gaza berada “di ambang kelaparan”.

Baca Juga: Penjualannya Meroket Rp354 Miliar, PT Ancora Indonesia Resources Tbk Catatkan Penurunan Jumlah Utang

Sementara itu, Presiden AS menyampaikan kritiknya terhadap perilaku militaer ISrael di Gaza.

Biden menyampaikan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza, di mana jutaan warga Palestina menderita kekurangan makanan, air, dan kebersihan harus dihentikan.

Biden AS menyatakan bahwa operasi melawan Hamas di Gaza berlebihan.

Baca Juga: LMAN Danai Rp24,08 Triliun, Alokasi Pembebasan Lahan Proyek Jalan Tol Binjai-Langsa di Sumatera Utara Ternyata Sedot Biaya Jumbo, Berapa?

Selain itu, Biden juga menyatakan harapannya dalam negosiasi yang sedang berlangsung yang menghubungkan pembebasan sandera dengan jeda pertempuran.

Gedung Putih memperingatkan agar tidak melakukan operasi militer Israel di Rafah, dan menekankan potensi “bencana kemanusiaan.”

Meskipun begitu, minggu ini Israel memberi isyarat bahwa militernya bersiap untuk melakukan serangan ke Rafah.***

 

Rekomendasi