

inNalar.com – Berada di ujung timur negeri, siapa sangka pelosok Papua Barat ini sempat menyandang status sebagai kabupaten terkaya di Indonesia.
Kabupaten yang dimaksudkan di sini adalah Teluk Bintuni, luas wilayahnya hanya 18.114 kilometer persegi.
Lebih tepatnya daerah tersebut hanya mengisi 13,02 persen luas wilayah di Provinsi Papua Barat.
Status kabupaten terkaya di negeri berlimpah sumber daya alam ini ternyata sempat diraih pada tahun 2018 silam.
Kabupaten ini sempat mencetak PDRB per Kapita sebesar Rp457,55 juta mengalahkan Kepulauan Anambas yang berada di posisi kedua.
Disusul dengan urutan ketiga dan keempat, yaitu dari Kabupaten Mimika di Papua dan Kutai Timur di Kalimantan Timur.
Menariknya, tidak ada daerah Pulau Jawa yang masuk dalam jajaran prestise teratas tersebut.
Apabila diusut kembali, rupanya Papua Barat tengah memiliki sebuah proyek bernilai jumbo di kabupaten tersebut.
Menghimpum informasi dari Kementerian ESDM, terdapat Proyek Tangguh Train 3 bernilai Rp72,45 triliun yang belum lama ini selesai digarap.
Proyek tersebut digadang bakal menyumbang produksi gas nasional sebesar 35 persen.
Adapun kapasitas produksi LNG dari 3 unit train yang berhasil dibangun tersebut melesat hingga 11,4 juta ton per tahun.
Kapasitas jumbo itulah yang membuat Teluk Bintuni menjadi daerah dengan produsen terbesar LNG Indonesia.
Selain itu, ada pula Proyek Ubadari Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).
Proyek tersebut bakal jadikan Papua Barat sebagai tempat serap karbon CCS Hub pertama di Indonesia.
Adapun potensi penyimpanan karbon dioksida mencapai 1,8 Gt.
Selanjutnya ada pula proyek pengembangan Lapangan Asap, Kido, Merah (AKM) yang bakal jadi akselerator target produksi minyak hingga 1 juta barel pada 2030 mendatang.
Sementara yang terakhir adalah Proyek Blue Ammonia yang bakal jadi hilirisasi potensi gas alam sebesar 90 MMSCFD.
Jadi proyek ini bakal mengonversi gas alam dari Tangguh menjadi syngas, lalu direaksikan dengan nitrogen untuk memproduksi 875 ribu ton Blue Ammonia per tahun.
Dengan sederetan potensi melimpah yang telah disadari ini, harapannya pembangunan dan kemajuan infrastruktur juga bakal melesat sebagaimana di Pulau Jawa.***