Usai Mangkrak 30 Tahun, Anggaran Proyek Bendungan di Lebak Banten Ini Membengkak dari Rp1,3 Triliun Menjadi…

inNalar.com – Ada salah satu bendungan di Provinsi Banten yang pembangunannya mangkrak sejak tahun 1985.

Proyek yang berlokasi di Kabupaten Lebak ini telah direncanakan dan didesain sejak era kepemimpinan Soeharto.

Namun apa daya takdir pun berkata lain, realisasi infrastruktur ketahanan air ini baru sebatas terbangun di atas kertas setidaknya 30 tahun lamanya.

Baca Juga: Drama Marry My Husband Adaptasi dari Webtoon Tengah Dibicarakan Bakal Dibuat Ulang di Jepang

Geliat proyek ini akhirnya mati suri tatkala Presiden RI Joko Widodo mendorong realisasi 65 bendungan sebagai nawacita nasional.

Dalam rangka menggapai kedaulatan pangan dan ketahanan air, waduk peninggalan era Soeharto ini akhirnya mulai dibangun pada tahun 2015.

Pembangunan proyek bendungan di Kabupaten Lebak ini dianggarkan sebesar Rp1,3 triliun.

Baca Juga: Gelontorkan Rp1277 Miliar, NTB Punya Bendungan Terbesar Baru yang Beri Manfaat ke Para Petani

Namun saat infrastruktur ini diresmikan dengan nama Bendungan Karian, Presiden RI Joko Widodo mengungkap bahwa anggaran proyek yang tersedot ternyata mencapai Rp2,2 triliun.

“Dibangun sejak 2015 sampai sekarang dan menelan anggaran biaya Rp2,2 triliun,” ungkap Presiden Joko Widodo, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Berkat dana jumbo, Infrastruktur ini pun berhasil terbangun menjadi waduk terbesar ketiga di Indonesia.

Baca Juga: Terungkap Sekilas Kehidupan Joo Won Sebagai Fotografer Hantu di Drama Barunya Berjudul ‘Midnight Studio’

Namun perjalanan pembangunan proyek ini pun bukan berarti tanpa kendala di era Jokowi.

Dengan anggaran awal, mulanya waduk raksasa Banten ini dijanjikan rampung dalam waktu empat tahun.

Usai menjadi proyek mangkrak selama 30 tahun di era Soeharto, pembangunan bendungan di era Jokowi ini pun molor 5 tahun dari yang dijanjikan.

Baca Juga: Diakuisisi Perusahaan Asal Korea, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk Targetkan Produksi 2,5 Juta Ton Nikel 2024

Sebagaimana diketahui bersama, Bendungan Karian baru diresmikan pada Senin, 8 Januari 2024.

Apabila mengulik Laporan BBWS Cidanau, Ciujung, Cidurian, maka setidaknya ada tiga permasalahan yang menghalangi pembangunan waduk ini bisa berjalan mulus tanpa hambatan.

Rupanya permasalahannya ada pada desain bendungan yang dinilai kurang matang.

Baca Juga: Butuh Waktu 10 Tahun Pembangunan, Mega Proyek Pulau Buatan Senilai Rp348 Triliun di China Ini Jadi Sasaran Koruptor

Ditambah lagi dengan Pemerintah Daerah yang kala itu disebut kurang mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN) yang satu ini.

Serta proses adendum yang dinilai berbelit sehingga pembangunannya pun mengalami keterlambatan.

Kendati demikian, kendala berhasil diselesaikan oleh tiga kontraktor pembangun Bendungan karian.

Baca Juga: Areanya 2,37 Hektare, Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-Terpusat di Makassar Ini Mampu Layani 41.000 Jiwa Pakai Sistem…

Kontraktor pembangun tersebut meliputi perusahaan konstruksi asal Korea Selatan bernama Daelim Industrial Co, Ltd.

Selanjutnya dua kontraktor nasional yang terlibat berasal dari dua emiten BUMN, yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Akhirnya pun waduk ini berhasil dibangun di Desa Pasirtanjung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.

Baca Juga: 11 Desa di Lebak Banten Tenggelam Gegara Megaproyek Bendungan Senilai Rp2,27 Triliun, Begini Nasib Warganya

Genangan air yang meluas hingga 1.740 hektare kini menjadikan Bendungan Karian sebagai waduk terbesar ketiga di Indonesia setelah Jatiluhur dan Jatigede.***

 

Rekomendasi