

inNalar.com – Jembatan merupakan salah satu infrastruktur yang sangat penting untuk meningkatkan konektivitas antar daerah dan salah satunya ada di Ambon.
Di Ambon terdapat sebuah proyek jembatan yang cukup besar dan dibangun pada era SBY.
Dikenal dengan nama Jembatan Merah Putih, mulai dibangun pada tahun 2011 lalu.
Baca Juga: Laba Bersihnya Anlok, PT Lautan Luas Tbk (LTLS) Mencatatkan Penurunan Jumlah Utang
Namun, proyek Jembatan Merah Putih sempat mangkrak dan berhenti pembangunannya.
Pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pembangunan Jembatan Merah Putih dilanjutkan.
Infrastruktur ini diresmikan pada tahun 2016 dan membentang sepanjang 1.140 meter.
Baca Juga: Injeksi Modal Anak Usaha, PT Lautan Luas Tbk Targetkan Pendapatan Tumbuh hingga 12 Persen
Dilansir inNalar.com dari simantu.pu.go.id, jembatan ini terbagi ke dalam tiga bagian yaitu, Jembatan Pendekat, Jembatan Pendekat, dan Jembatan Utama sepanjang 300 meter.
Jembatan utamanya merupakan tipe jembatan khusus dengan sistem beruji kabel.
Jembatan ini membentangi Teluk Dalam Pulau Ambon, yang menghubungkan Desa Rumah Tiga (Poka) di Kecamatan Sirimau pada sisi utara, dan Desa Hative Kecil/Galala di Kecamatan Teluk Ambon pada sisi selatan.
Keberadaan jembatan ini mempercepat jarak tempuh perjalanan dari Bandara Pattimura dan pusat kota Ambon.
Untuk merealisasikan jembatan ini, dana yang harus dikucurkan mencapai Rp772,9 miliar.
Pada saat proses pembangunan, terjadi gempa yang berdampak pada jembatan ini.
Setelah terjadi gempa di Ambon, posisi infrastruktur ini bergeser sekitar 9 cm.
Meski posisinya bergeser, hal tersebut tidak merusak kondisi jembatan ini.
Hal tersebut dikarenakan toleransi pergeseran mencapai 30 cm dan 9 cm masih berada jauh dari batas toleransi.
Untuk memastikan keamanan jembatan ini, pemerintah telah melakukan pengujian statik dan dinamik untuk memperjelas kondisi aktual jembatan.***