

inNalar.com – Ismail Haniyeh selaku pemimpin Hamas mengatakan pada hari rabu, 28 Februari 2024 bahwa Israel dan Amerika tidak akan mencapai kesepakatan politik.
Pernyataannya muncul di tengah pembicaraan mengenai gencatan senjata di Gaza dan pertukaran sandera antara Hamas dan Israel.
Ismail Haniyeh memberitahu Israel dan AS bahwa apa yang gagal mereka terapkan di Gaza tidak akan dicapai melalui plot politik.
Dia mengisyaratkan bahwa kelompok perlawanannya siap melanjutkan perjuangannya melawan pasukan Israel.
Bahkan, mereka akan siap bertempur meskipun terjadi selama bulan puasa Ramadhan yang akan dimulai minggu depan.
Pemimpin Hamas mengatakan ancaman Israel untuk melancarkan serangan darat di Rafah di Jalur Gaza selatan.
Baca Juga: Mengenal Anjing Samoyed, Anabul yang Sering Dikira Serigala, Jadi Ras Termurni di Dunia?
Ia menegaskan bahwa keputusan tersebut mencerminkan sifat Nazi dari tentara Israel.
Diketahui bahwa Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober.
Pemboman Israel yang terjadi kemudian telah menewaskan hampir 29.954 orang.
Baca Juga: Mengenal Kucing Turkish Van, Ras Anabul yang Jago Berenang, Paling Langka di Indonesia?
Selain itu, serangan tersebut juga telah melukai lebih dari 70.000 orang dengan kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan.
Kini, Hamas menuntut diakhirinya serangan mematikan Israel sebagai imbalan atas kesepakatan penyanderaan dengan Tel Aviv.
Dilansir inNalar.com dari yenisafak.com, perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sementara itu, 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur.
Maka dari itu, Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.
Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida.
Mahkamah Internasional juga menginstruksikan Israel untuk mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.***

inNalar.com – Ismail Haniyeh selaku pemimpin Hamas mengatakan pada hari rabu, 28 Februari 2024 bahwa Israel dan Amerika tidak akan mencapai kesepakatan politik.
Pernyataannya muncul di tengah pembicaraan mengenai gencatan senjata di Gaza dan pertukaran sandera antara Hamas dan Israel.
Ismail Haniyeh memberitahu Israel dan AS bahwa apa yang gagal mereka terapkan di Gaza tidak akan dicapai melalui plot politik.
Dia mengisyaratkan bahwa kelompok perlawanannya siap melanjutkan perjuangannya melawan pasukan Israel.
Bahkan, mereka akan siap bertempur meskipun terjadi selama bulan puasa Ramadhan yang akan dimulai minggu depan.
Pemimpin Hamas mengatakan ancaman Israel untuk melancarkan serangan darat di Rafah di Jalur Gaza selatan.
Baca Juga: Mengenal Anjing Samoyed, Anabul yang Sering Dikira Serigala, Jadi Ras Termurni di Dunia?
Ia menegaskan bahwa keputusan tersebut mencerminkan sifat Nazi dari tentara Israel.
Diketahui bahwa Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober.
Pemboman Israel yang terjadi kemudian telah menewaskan hampir 29.954 orang.
Baca Juga: Mengenal Kucing Turkish Van, Ras Anabul yang Jago Berenang, Paling Langka di Indonesia?
Selain itu, serangan tersebut juga telah melukai lebih dari 70.000 orang dengan kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan.
Kini, Hamas menuntut diakhirinya serangan mematikan Israel sebagai imbalan atas kesepakatan penyanderaan dengan Tel Aviv.
Dilansir inNalar.com dari yenisafak.com, perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sementara itu, 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur.
Maka dari itu, Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.
Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida.
Mahkamah Internasional juga menginstruksikan Israel untuk mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.***