

inNalar.com – Pemerintah tengah menggarap sebuah megaproyek berupa bendungan dengan total anggaran Rp 9,2 triliun. Ini bertujuan untuk mengatasi masalah banjir di wilayah Karangan dan Bekasi, Jawa Barat.
Basuki Hadimuljono selaku Menteri PUPR mengatakan dalam keterangan resminya, megaproyek tersebut bertujuan untuk pengendalian banjir di hilir Sungai Citarum.
Seperti di Muara Gembong, Bekasi dan Karawang. Pemerintah berharap masyarakat bisa mendukung megaproyek ini.
Diketahui megaproyek senilai Rp 9,2 triliun ini telah dimulai sejak September 2023.
Dilansir inNalar.com dari Kementerian PUPR, megaproyek itu berupa pembangunan Bendungan Cibeet dan Bendungan Cijurey.
Diketahui masing-masing dikerjakan dalam tiga paket berbeda dengan pembiayaan skema multi years contract (MYC).
Baca Juga: Bukan Pakai Air! Begini Trik Merebus Telur Menggunakan Es Batu, Hasilnya Lebih Mulus dan Utuh
Progres terkini megaproyek Rp 9,2 triliun itu dalam tahap pengadaan lahan dan konstruksinya segera dimulai tahun ini.
“Dengan begitu diharapkan kedua bendungan ini dapat selesai konstruksinya sesuai target kontrak pada tahun 2028 atau jika memungkinkan dipercepat rampung pada 2027,” kata Menteri Basuki, dikutip dari Kementerian PUPR.
Detail kontrak untuk megaproyek Rp 9,2 triliun tersebut yakni, pembagunan Bendungan Cibeet sebesar Rp 5,5 triliun.
Baca Juga: Nyesel Baru Tahu Sekarang! Ternyata Ini Alasan Segel Tabung Gas Warnanya Beda-beda
Ketiga paket proyek Bendungan Cibeet akan dikerjakan oleh penyedia jasa PT Nindya Karya – PT. PP (Persero) Tbk – PT. Waskita Karya.
– Paket 1 dikerjakan oleh PT. Nindya Karya (Persero) dengan nilai proyek sebesar Rp 1.927.800.000.000 (1,9 triliun).
– Paket 2 dikerjakan oleh PT. PP (Persero) Tbk dengan nilai proyek sebesar Rp1.810.154.597.449 (1,8 Triliun).
– Paket 3 dikerjakan oleh PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dengan nilai proyek sebesar Rp1.471.334.398.576 (1,4 Triliun).
Bendungan Cibeet yang dibangun di Kecamatan Cariu dengan luas genangan sebesar 735,61 hektare. Diketahui bangunan ini mampu menampung volume efektif 22,53 juta M3.
Adapun volume tampung matinya sebesar 28,75 juta m# dan volume tampung total sebesar 97,53 juta M3.
Kemudian, Bendungan Cijurey juga turut dibangun melalui sistem 3 paket oleh sejumlah kontraktor dengan nilai kontrak Rp 3,7 triliun.
Paket 1 oleh PT. Brantas Abipraya (Persero) dengan nilai proyek sebesar Rp1.170.927.626.450, mencakup bendungan utama, bangunan fasilitas pendukung dan pekerjaan mekanikal elektrikal.
Kemudian paket 2 oleh PT. Hutama Karya (Persero) senilai Rp1.054.899.987.900, meliputi pekerjaan bendungan utama, jalan akses dan bangunan pengendali sedimen.
Baca Juga: Inilah 4 Deretan Rumah Makan Padang yang Sukses yang Hingga ke Luar Negeri, Nomor 3 Favorit Presiden
Adapun paket 3 dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan nilai Rp1.149.305.155.592, meliputi bangunan pelimpah, jalan akses, hidro mekanikal elektrikal dan fasilitas penunjang.
Bendungan Cijurey direncanakan memiliki volume tampung efektif 9,76 juta m3.
Proyek ini akan berada di 4 desa dan 3 kecamatan yaitu, Desa Sukadamai dan Sukaharja di Kecamatan Sukamakmur, Desa Karyamekar di Kecamatan Cariu, dan Desa Selawangi di Kecamatan Tanjungsari.
Baca Juga: Modal Cuma Rp 6 Ribu, Ini Cara Ampuh Bersihkan Noda Hitam di Keramik Kamar Mandi
Bendungan ini diproyeksikan dapat mereduksi banjir dari hulu Sungai Cihoe sebesar 59,33 persen dan dapat dimanfaatkan untuk mengairi irigasi seluas 561 ha.
Selain itu, untuk menghasilkan air baku sebesar 0,71 m3/detik dan PLTA sebesar 2×0,5 megawatt.