

inNalar.com – Tersiar kabar bahwa Netanyahu mengizinkan untuk menargetkan serangan ke Rafah.
Diketahui Rafah merupakan tempat yang menampung lebih dari setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza setelah konlfik selama lima bulan.
Sekutu dan penentang internasional telah meminta Netanyahu untuk menunda serangan apa pun terhadap Rafah.
Hal tersebut dikarenakan khawatir akan risiko jatuhnya banyak korban sipil.
Namun, Israel berpendapat bahwa Rafah tetap menjadi salah satu benteng terakhir Hamas.
Selain itu, Israel berjanji untuk membubarkan kelompok tersebut dan menjanjikan evakuasi warga.
Baca Juga: dr Saddam Ismail Membongkar 6 Pantangan Makanan untuk Penderita PCOS, Gak Boleh Makan Daging?
Sementara itu, Hamas telah mengusulkan perjanjian gencatan senjata kepada mediator dan AS.
Mereka menyarankan pembebasan tawanan Israel sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina, termasuk 100 orang yang menjalani hukuman seumur hidup.
Namun, dari pihak Israel mengkritik tuntutan pembebasan sandera Hamas sebagai hal yang tidak realistis.
Israel juga menegaskan bahwa pihaknya akan melanjutkan ke Doha untuk berdiskusi setelah peninjauan kabinet keamanan.
Mereka menyebutkan bahwa Pasukan Pertahanan Israel sedang melakukan persiapan operasional.
Tak hanya itu, mereka juga merencanakan untuk evakuasi penduduk Rafah, tanpa menentukan jangka waktu atau memberikan bukti adanya tindakan segera.
Dilansir inNalar.com dari amu.tv, Upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata sebelum dimulainya Ramadhan belum berhasil.
Namun, perantara AS dan Arab tetap berkomitmen untuk merundingkan penyelesaian guna mencegah serangan terhadap Rafah.
AS juga berkomitmen untuk memfasilitasi bantuan pangan untuk mencegah kelaparan.***