Telan Dana Rp2,824 Triliun, Flyover Termahal di Sumatera Barat Makin Positif Hubungkan Padang dan Solok

inNalar.com – Para pelintas jalan nasional penghubung Kota Padang dan Solok semakin bisa bernafas lega berkat proyek flyover termahal di Sumatera Barat.

Sebab, progres proyek flyover di Lubuk Kilangan, Kota Padang ini cukup positif dan optimis mampu gantikan jalan paling ekstrem di Sumatera Barat.

Demi gantikan jalan eksisting yang ekstrem, perkiraan total investasi yang akan digelontorkan untuk pembangunan proyek ini sebesar Rp2,824 triliun.

Baca Juga: Miliki Potensi Bauksit Sebesar 21,7 Juta Ton, Kabupaten Ini Jadi Daerah Termiskin di Kalimantan Tengah

Skema pembiayaan proyek flyover di Kota Padang, Sumatera Barat ini akan dilakukan berdasarkan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Progres terbaru, rencana pembangunan flyover di Kota Padang ini sudah mulai masuk ke dalam tahap penetapan lokasi.

Dirjen Bina Marga setempat telah menyampaikan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) ke pihak gubernur.

Baca Juga: 58 km dari Bogor, 1,79 Juta Ton Emas Tersembunyi Dalam Gunung 1.261 Mdpl Ditemukan di Jawa Barat

Itu berarti, rencana pembangunan jembatan layang sepanjang 2,78 kilometer semakin jelas ketetapan perihal luas lahan yang diperlukan.

Adapun total luas lahan yang akan digunakan sesuai dokumen DPPT untuk proyek ini mencakup sekitar 18,7 hektare.

Melansir dari Portal Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, terkonfirmasi dokumen DPPT telah disampaikan pada Senin, 19 Februari 2024.

Baca Juga: Habiskan Rp38,3 Miliar, Pembangunan Remedial Waduk di Tegal Ini Disebut ‘Proyek Siluman’

Dengan progres terbaru ini, diharapkan flyover penghubung Kota Padang dan Solok ini akan semakin terang kejelasannya.

Para pelintas jalan eksisting yang berkelok dan curam akan segera tergantikan oleh jembatan layang tersebut.

Berkat pengajuan dokumen tersebut, dapat diketahui detail penggunaan lahan proyek Flyover Sitinjau Lauik di Kota Padang, Sumatera Barat.

Lahan pembangunan akan mencakup sekitar 12,8 hektare lahan masyarakat, sehingga perlu adanya upaya pembebasan lahan guna muluskan proyek ini.

Selanjutnya pengajuan izin pinjam lahan kawasan hutan lindung sekitar 4,94 hektare.

Tanpa terkecuali mencakup pula 0,5 hektare jalan nasional dan sekitar 0,4 hektare sungai.

Sebagai informasi, Flyover Sitinjau Lauik penghubung Padang dan Solok ini merupakan proyek jembatan layang termahal di Sumatera Barat.

Sekaligus menjadi proyek termahal kedua, setelah Jalan Tol Padang – Sicincin senilai Rp4,88 triliun.

Menariknya, PT Hutama Karya menjadi perusahaan konstruksi yang terlibat langsung dalam kedua proyek bernilai fantastis ini.

Bahkan perusahaan BUMN di bidang konstruksi ini merupakan pemrakarsa dari proyek jembatan layang tersebut.

Diharapkan proses realisasi proyek yang telah dinanti sejak lama oleh masyarakat Sumatera Barat ini dapat benar-benar terwujud.***

 

Rekomendasi