Menempel di Tepi Jurang! Desa Paling Ekstrem di Kaki Gunung Merbabu Jawa Tengah Ini Tetap Padat Penduduk, Alasannya…

inNalar.com – Siapa yang belum mengenal Gunung Merbabu yang ada di Jawa Tengah?

Ternyata masih ada sebuah desa ekstrem yang rumah-rumahnya menempel di tepi jurang karena kawasan yang mereka tinggali ini terletak di kaki Gunung Merbabu

Tentu pedesaan tersebut justru tergolong cukup berbahaya ketika dihuni. Namun ternyata, penduduknya lebih memilih untuk bertahan di daerah ini.

Baca Juga: Kalimantan Barat Berlimpah ‘Harta Karun’, 14 Daerah di Kabupaten Landak Ini Simpan Bauksit: Terbesar 78,16 Juta Ton

Tepatnya ada di Dusun Tempel, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolalu, Jawa Tengah.

Desa ekstrem ini memiliki deretan rumah-rumah warga yang berdiri dan menempel di lereng-lereng gunung. Sudut kemiringan jalannya sendiri mencapai 25-33 derajat.

Hal tersebut menjadikannya benar-benar sangat unik serta terlihat cukup menantang untuk dihuni.

Bagaimana tidak, rumah-rumahnya tidak berada di daratan pada umumnya.

Masyarakat bahkan perlu mengaksesnya hanya dengan menggunakan motor saja karena tepian rumahnya berbatasan langsung dengan lembah dan jurang.

Kondisi geografis yang ada di Dusun Tempel inilah yang menyebabkan sulitnya akses apabila menggunakan kendaraan besar.

Meski begitu, warga Dusun Tempel benar-benar menikmati kehidupan mereka di dataran tinggi.

Dilansir InNalar.com dari akun YouTube Kacong Explorer, mereka mengaku tidak memiliki rasa takut walaupun berbatasan langsung dengan jurang yang dalam.

Warga Dusun Tempel mengungkapkan bahwa mereka sudah terbiasa hidup di pinggiran jurang.

Padahal, orang yang pada umumnya yang melihat pedesaan seperti ini tentu terbilang begitu berbahaya.

Jurang di sekelilingnya benar-benar curam sehingga perlu terus waspada dan berhati-hati ketika tinggal di kawasan ini.

Sampai sekarang pun Dusun Tempel masih dihuni oleh banyak penduduk.

Masyarakat yang hidup sehari-hari pun sudah sangat biasa melihat dan melalui jalanan dimana pinggirnya langsung jurang.

Adapun penghuni dusunnya sekitar 48 Kepala Keluarga (KK). Sedangkan mata pencaharian utama mereka yaitu sebagai petani sayuran hingga peternak sapi.

Lokasinya yang ada di lereng jurang tidak membuat warga putus asa.

Ada banyak area perkebunan yang tetap ditanami sayur dan tanaman lain dalam keadaan tanahnya benar-benar miring.

Mereka bahkan sudah terbiasa untuk melalui jalanan yang begitu terjal dan sempit.

Fasilitas di sekitarnya pun cukup memadai seperti masjid untuk beribadah hingga sekolah dasar.***

 

Rekomendasi