

inNalar.com – Indonesia kini tengah melakukan pembangunan pabrik pemurnian atau Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kalimantan Barat.
Tepatnya, pabrik pemurnian tersebut berada di kabupaten Mempawah yang akan mengolah Bauksit menjadi alumina.
Adapun yang mengerjakan proyek pabrik pemurnian mineral ini yaitu PT Borneo Alumina Indonesia (BAI). yang merupakan anak perusahaan dari Inalum dan PT Antam Tbk.
Baca Juga: Fasilitasi Relokasi IKN, Kalimantan Timur Usulkan Pemekaran Wilayah Provinsi Kalimantan Tenggara
Bagi yang merasa asing, bauksit yang didapat tersebut nantinya akan dimurnikan, agar bisa menghasilkan alumina.
Sementara itu, alumina merupakan bahan utama yang diperlukan dalam membuat aluminium ingot seperti alloy, bollet, bar, keramik, dan lain sebagainya.
Sekedar informasi, selama ini Indonesia selalu mengirimkan hasil mineral tersebut ke luar negeri.
Maka dari itu saat pabrik pemurnian ini selesai, maka nantinya dapat mengurangi biaya operasional karena mineral yang dimaksud tak perlu lagi dikirmkan ke luar negeri.
Sebab itulah Indonesia nantinya bisa meraih lebih keuntungan, karena mineral yang ditambang tak perlu lagi dikirimkan ke luar negeri dalam bentuk mentah.
Ditambah lagi bauksit merupakan hasil mineral andalan Kalimantan Barat, sehingga pabrik pemurniannya lebih baik dibangun di tempat tersebut seperti yang dilansir dari laman bpkp.go.id.
Ditargetkan smelter ini nantinya sudah dapat beroperasi pada Juni 2024.
Sedangkan target selanjutnya yaitu pengoperasian penuhnya sudah dapat dilakukan pada awal tahun 2025.
Diketahui pada Maret ini progres pengerjaan dari pabrik pemurnian yang berada di kabupaten Mempawah ini telah selesai 85%.
Dengan adanya smelter bauksit ini, nantinya dapat menyambungkan rantai produksi alumina yang ada di Indonesia.
Pasalnya setelah menjadi alumina, nantinya produk tersebut akan dibawa ke kawasan Kuala Tanjung yang menjadi industri alumunium.
Investasi yang diserap dalam membangun smelter di Kalimantan Barat ini pun cukup banyak, yaitu sebanyak US$ 831,5 juta.
Apabila dikonversikan ke rupiah yaitu sekitar Rp 13 triliun.
***