Progres Konstruksi Jalan Tol Bernilai Rp15 Triliun di Banten Ini Sempat Mangkrak 2 Tahun, Ternyata Ini Alasannya


inNalar.com – Pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang terus menunjukkan progres konstruksi yang positif dan optimis bisa menjadi stimulus pembangunan ekonomi Banten ke depannya.

Namun balada progres konstruksi Jalan Tol Serang-Panimbang di Banten tetap saja menghiasi dinamika pembangunannya.

Pembangunan ruas tol ini sempat seret alias tidak berprogres gegara satu permasalahan krusial.

Baca Juga: Membentang Sepanjang 175 Km, Tol di Riau Ini Bakal Senggol Aset Pemerintah Kota Pekanbaru

Pihak Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), yakni PT Wijaya Karya Serang-Panimbang menyebut beberapa kendala yang menghadang progres konstruksi megaproyek Banten ini.

Progres konstruksi Jalan Tol Serang-Panimbang sampai harus memasuki fase slow down bahkan mangkrak karena menunggu dana pinjaman.

Sebagai informasi terlebih dahulu, mulanya nilai investasi megaproyek ini terdokumentasi sebesar Rp9,93 triliun, menurut data KPPIP.

Baca Juga: Untung Buntung Ganti Rugi Lahan, Desa Tua di Banten Ini ‘Dibabat’ Demi Megaproyek Jalan Tol Senilai Rp9,93 Triliun

Namun ongkos proyek ini diketahui menembus Rp15 triliun, berdasarkan data yang dirujuk dari Kementerian PUPR.

Alhasil, pembangunan ruas tol seksi III sempat mandek gegara menunggu persetujuan dana pinjaman yang berasal dari Pemerintah Tiongkok.

“Sempat tertunda itu karena kita masih sempat menunggu, yaitu persetujuan loan agreement, mbak,”beber Kepala BPJN Banten Wahyu melalui podcast Ditjen Binamarga.

Baca Juga: Menelusuri Keindahan Air Terjun di Mojokerto yang Tawarkan Panorama Alam Bak Negeri Dongeng

Wahyu mengungkap bahwa progres konstruksi Jalan Tol Serang-Panimbang ini baru keluar dari fase lambatnya jika usai urusan loan agreement dari Bank CEXIM terselesaikan.

Lebih lanjut, Wahyu kembali menerangkan bahwa urusan pinjaman bank asing tersebut berhasil diselesaikan setelah tertunda 2 tahun.

Meski tidak dipungkiri permasalahan pembebasan lahan Jalan Tol Serang-Panimbang di Banten ini juga turut membingkai dinamika progresnya.

Salah satu yang disorot adalah permasalahan negosiasi alot antara Kementerian PUPR dengan Desa Bojong Catang.

Namun mengingat lokasi proyek yang dinilai strategis untuk menjadi stimulus pembangunan pariwisata KEK Tanjung Lesung.

Kementerian PUPR ‘all out’ mengupayakan progres konstruksi tetap berjalan.

Kabar gembiranya, ditargetkan pembangunan seksi II dan III bakal rampung tahun 2024.

Harapannya setahun setelahnya jalan tol ini bisa beroperasi efektif dan semakin ramai dikunjungi warga sekitar Banten.

Sebagai informasi, jalur bebas hambatan ini panjangnya melintang hingga 83,67 kilometer.

Proses pembangunannya dibagi menjadi tiga seksi dengan pembagian tugas antara BUJT PT Wijaya Karya Serang Panimbang dengan pihak pemerintah.

Tanggung jawab pelaksanaan proyek seksi I dan II dilimpahkan kepada BUJT Wijaya Karya.

Sementara Jalan Tol Serang-Panimbang seksi III dikerjakan oleh pemerintah.

Seksi I membentang dari Serang hingga Rangkasbitung, panjang lintasannya mencapai 26,5 kilometer.

Seksi II terbentang dari Rangkasbitung hingga Cileles dengan panjang lintasan mencapai 24,17 kilometer.

Seksi III bermula dari Cileles hingga tembus Panimbang yang akan dibagi kembali menjadi seksi IIIA dan III B.

Adapun total panjang Jalan Tol Serang-Panimbang seksi III mencapai 33 kilometer.

Keikutsertaan pemerintah dalam proses pembangunannya ini menjadi bukti komitmen kuat bersama badan usaha dalam membangun perekonomian daerah.

Bermodal masa konsesi 40 tahun, megaproyek jalan tol ini diharapkan menjadi pemacu masifnya perkembangan KEK Tanjung Lesung.

Diharapkan Banten semakin kebanjiran pengunjung dari daerah sekitarnya seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, dan daerah lainnya.***

Rekomendasi