

inNalar.com – Malaysia melalui pihak swasta mengusukan proyek jembatan penghubung ke Indonesia. Usulan tersebut berupa pembangunan jembatan sepanjang 120 km.
Rutenya pun akan menghubungkan Kota Malaka, Malaysia dengan Kota Dumai, Indonesia.
Rencana tersebut tak hanya isapan jempol, mengingat Ketua Komite Investasi, Industri dan Pengembangan Melaka, turun langsung mengawasi pembangunannya.
Baca Juga: Berada di 3 Lokasi, Biaya SPP SMA Internasional di Qatar Ini Capai Rp329 Juta, Fasilitasnya…
Dampak pembangunan jembatan penghubung ini harapannya dapat memberikan efek positif bagi perekonomian kedua Negara.
Konsep yang diusung pun menggunakan “One Belt, One Road”, serta melibatkan pembangunan infrastruktur lain.
Seperti kompleks imigrasi, bea cukai penyebaran lalu lintas dan keamanan.
Baca Juga: Tampung 502 Siswa, SMA Taruna Nala Jawa Timur di Malang Ini Miliki Kurikulum Khusus
Proyek ini pertama kali diusulkan Malaysia pada tahun 2009 lalu. Namun ditolak oleh pemerintah Indonesia.
Kemudian usulan jembatan penghubung itu kembali mencuat pada tahun 2022, terkait adanya wacana pembangunan jembatan selat sunda.
Di sisi lain, pemerintah RI, khususnya rezim Jokowi lebih berfokus untuk membangun jaringan jalan antar wilayah dalam negeri.
Untuk menghubungkan kedua Negara, pembangunan jembatan melalui selat Malaka itu ditaksir memiliki nilai investasi US$ 12,75 miliar.
Sejatinya proyek penghubung antar Negara tersebut menuai kontroversi dari kalangan rakyat Malaysia.
Mereka menilai pembangunan jembatan penghubung Malaysia & Indonesia hanya membuang-buang anggaran, dan tidak ada dampak lebih yang berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia sendiri tidak terlalu menanggapi serius perihal wacana tersebut.
Pihaknya menilai perokonomian Sumatera masih belum berkembangan dengan baik.
Sehingga proyek jembatan penghubung Malaysia dan Indonesia tidak akan memberikan keuntungan yang banyak. Yuk telisik tingkat ekonomi Sumatera khususnya Kota Dumai.
Kota Dumai juga dikenal sebagai Kota Minyak di pesisir pantai Timur Sumatera.
Bermula dari sebuah dusun kecil di pesisir timur Provinsi Riau, Dumai dalam waktu singkat menjelma jadi ‘mutiara.
Pasalnya, daerah tersebut memiliki kekayaan alam seperti minyak bumi, gas alam, minyak sawit dan minyak kelapa.
Pada tahun 2023 tercatat Dumai mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan yakni 6,05 persen dan dinilai bakal terus mengalami signifikan.
Pemprov Riau sendiri memberikan dukungan baik berupa moril dan materiil kepada kota Dumai.
Di mana pemerintah telah mengalokasikan APBD tahun 2024 senilai Rpp 273.765.528.425.
Sejumlah infrastruktur pendidikan dan layanan kesehatan akan terus digenjot guna bisa memberikan kesejahteraan bagi rakyat sekiar.
Sehingga sejatinya kota Dumai tak berharap lebih dengan adanya wacana proyek penghubung Malaysia untuk bisa mendongkrak perekonomian daerah.
Mengingat daerah ini tidak luput daerah perhatian pemerintah pusat dan daerah, mengingat potensi yang tinggi untuk dikelola.