

inNalar.com – Soekarno dinilai sebagai figur paling bersejarah usai memproklamirkan Kemerdekaan RI. Namun ada sejumlah dosa-dosa Soekarno yang terwariskan ke rakyat Indonesia.
Siapa sih tak kenal sosok Soekarno? Ia merupakan presiden pertama Indonesia. Perjuangan dan jasanya untuk Indonesia tak terhitung jumlah.
Bahkan kehebatan Soekarno tak hanya dikenal dalam negeri namun sampai kancah internasional.Banyak tenaga, pikiran bahkan nyawa dipertaruhkan presiden ke-1 di Indonesia tersebut.
Baca Juga: Begini Rahasia Lulusan Sekolah Terbaik di London Ini Jadi ‘Langganan’ Universitas Top Oxbridge
Mulai dari melawan penjajah sampai mendirikan bangsa ini menjadi seperti sekarang.
Pria yang akrab dipanggil Bung Karno menjadi tokoh penting dalam sejarah RI dan akan terus dikenang jasa-jasanya.
Meski dikenal sebagai pahlawan nasional, Soekarno rupanya tak luput dari kontroversial. Sedikitnya ada 7 catatan buruk dalam kepemimpinannya.
Baca Juga: Peluang PGWP Bergaji 3 Digit Bikin Kanada Makin Diincar Mahasiswa Internasional
Berikut inNalar.com rangkum 7 ‘dosa besar’ Soekarno yang terwariskan terhadap bangsa Indonesia.
1. Presiden Seumur Hidup
Kalian sudah pernah dengar belum kalau Bung Hatta wakil Presiden RI pertama sempat terlibat cekcok hebat dengan Soekarno.
Sampai-sampai Dr. Drs. H. Mohammad Hatta mundur dari kursinya sebagai wakil presiden.
Begitulah sebagai seorang demokrat, Bung Hatta memang diketahui sangat menjunjung tinggi kebebasan, termasuk soal politik yang dipergilirkan.
Sementara Soekarno pernah mendapuk dirinya sebagai presiden seumur hidup negeri ini.
Dengan tegas Hatta menyebut Bung Karno telah melanggar konstitusi. Proklamator kelahiran Sumatera Barat ini mengatakan bahwa Soekarno telah kehilangan moral dalam pemerintahannya.
Ide kontroversi itu muncul seusai Pemilu tahun 1955 yang dibilang paling demokratis tersebut.
Kala itu, tiga partai pemenang: PSII, Masyumi dan PKI terus berkonflik berkepanjangan yang mengancam kesatuan negara, termasuk kredibilitas Bung Karno sendiri.
Dilansir inNalar.com dari Buku “A.M.Hanafi Menggugat; Kudeta Jenderal Soeharto dari Gestapu Supersemar” ide untuk menjadikan Soekarno presiden seumur hidup berasal dari tokoh-tokoh angkatan 45, terutama AM Hanafi dan Chaerul Saleh, Ketua MPRS saat itu.
Usulan tersebut kemudian dilempar ke Sidang Umum ke-II MPRS di Bandung Tahun 1963.
2. Diktator
Nah salah satu dosa yang paling diingat dari Soekarno adalah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959.
Dekrit ini kabarnya diumumkan untuk mengatasi kemelut dan negara yang berada di ambang perpecahan.
Namun nyatanya, dekrit tersebut justru makin memicu konflik. Salah satu dampak dekrit itu diberlakukannya “Demokrasi Terpimpin”.
Pada sistem Demokrasi Terpimpin ini, Soekarno mempunyai kekuasaan yang luas untuk menjalankan pemerintahan dan pengambilan keputusan negara.
Bung Karno bahkan memiliki kekuasaan hampir di seluruh bidang pemerintahan
Kekuasaan Bapak Proklamator RI kala itu sangat mendominasi. Sehingga kehidupan politik tidak tumbuh secara demokratis.
Dari sini lah gugatan bermunculan yang menyebut Bung Besar ini sebagai Diktator. Tidak hanya itu, ia juga mulai memenjarakan lawan-lawan politiknya.
Di antaranya Sutan Sjahrir, Anak Agung Gede Agung, Prawoto Mangkusasmito dan beberapa lainnya. Celakanya tuduhan untuk penahan mereka antara lain: terlibat percobaan pembunuhan dan membahayakan cita-cita revolusi.
Tapi semua tuduhan itu sampai sekarang tidak pernah terbukti.
3. Ingkar Janji ke Aceh
Anda pastinya sudah pernah mendengar “DI TII”. Inilah gerakan yang sering disebut-sebut sebagai gerakan separatis yang menginginkan berdirinya daulah islamiyah atau Negara Islam di Indonesia.
Gerakan tersebut dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo dan pergerakan di Aceh dipimpin Daud Beureueh.
Pertanyaan menarik adalah mengapa Daud Beureueh yang semula menjadi loyalitas Soekarno dan menyerahkan Aceh ke NKRI, malah jadi penentang Bung Karno.
Ya, kita harus tahu! Kalau dahulu Soekarno pernah menangis di hadapan Daud Beureueh saat meminta Aceh agar bergabung ke pemerintah.
Di situ, Daud mengiyakan akan bergabung ke NKRI asal Soekarno berjanji bakal memberikan keistimewaan ke Aceh Darussalam untuk mengatur rumah tangga daerahnya sendiri dengan berlandaskan Syariah Islam.
Hal itu pun disetujui oleh Bung Karno. Tapi belakangan Soekarno dianggap tidak menepati janji.
Maka bergabunglah Daud Beureueh ke dalam DI TII.