Ada Temuan Bersejarah di Pulau Mungil Bengkulu Seluas 100 M2, Lokasinya di Pesisir Daratan ‘Tikus’

inNalar.com – Ada sebuah pulau di daratan mungilnya Kota Bengkulu yang meninggalkan jejak misterius.

Para peneliti melihat jejak misterius di pulau mungil Bengkulu ini sebagai temuan bersejarah hasil masa penjajahan di masa lampau.

Temuan bersejarah di pesisir Pulau Tikus itu disinyalir merupakan peninggalan arkeologi maritim Bengkulu.

Baca Juga: Lahan Bekas Hotel Tua dan Klub Malam Terbengkalai ‘Disulap’ Jadi Sekolah Seni Paling Nyentrik di New York

Ya, kamu tidak salah membacanya saat mengetahui nama daratan seluas 100 meter persegi ini.

Daratan yang berada di tepian pesisir Bumi Rafflesia ini memang diberi nama hewan pengerat. Dahulu daratan ini dinamakan Rat Island.

Sebagian sumber mengungkap sebab sematan hewan pengerat ini dinamai demikian karena luas pulau yang mungil, tidak lebih dari 1 hektare.

Baca Juga: Ini Universitas Terbaik di Dubai, Fasilitas Kampusnya Modern Futuristik Tapi Biayanya Paling Terjangkau

Namun perlu diketahui, hewan yang bersarang di pulau mungil Bengkulu ini adalah burung hingga spesies Penyu Sisik dan Penyu Hijau.

Meski luasnya terbilang kecil, pulau yang satu ini berhasil menarik perhatian tidak hanya wisatawan, tetapi juga para peneliti arkeolog.

Daratan yang dapat diakses 45 menit dari Pantai Panjang ini rupanya menyimpan jejak bersejarah masa penjajahan di tanah Bengkulu.

Baca Juga: Berdiri di Kota 2 Benua, Ini Dia Universitas Swasta terbesar di Turki yang Dikelola Anak Presiden Erdogan

Tahukah bahwa di antara cantiknya bebatuan terumbu karang, terdapat temuan bersejarah yang sangat unik dan menarik untuk diteliti para arkeolog.

Inilah eksotisme Pulau Tikus, daratan sempit yang berada di perairan Samudera Hindia.

Pulau Tikus biasanya baru terlihat dari sejauh mata memandang dari arah Pantai Panjang jika cuaca Bengkulu sedang cerah.

Baca Juga: Material Bilah Garuda di Kantor Presiden IKN Senilai Rp11,96 Triliun Bakal Berkarat dalam 6 Bulan, tapi…

Lokasinya hanya 10 kilometer dari sisi Barat Bengkulu. Jika kita mengeksplorasi wilayah pesisir pulaunya ada banyak temuan bersejarah yang menghantarkan kita kilas balik ke masa kesejarah maritim Indonesia.

Lantas temuan bersejarah macam apa yang sampai menarik perhatian para peneliti ini?

Terungkap bahwa di tepian teluk Pulau Tikus ditemukan 9 buah jangkar kapal besi berukuran raksasa.

Baca Juga: PLTS IKN 50 MW Alirkan Listrik Hotel Nusantara di Kalimantan Timur, Tampilan Progres Terbarunya Kian Megah!

Jika diamati dari bentuknya, para peneliti menduga bahwa jangkar tersebut berasal dari tipe produksi abad ke-18 sampai dengan abad ke-19.

Selain termuan bersejarah berupa jangkar yang disinyalir telah ada, ditemukan pula pecahan fragmen guci, botol, mangkuk, hingga piring tersebar di beberapa sudut Pulau Tikus, Bengkulu.

Bahkan menariknya, ditemukan pula tuang belulang yang diduga para arkeolog sebagai tungkai kaki manusia.

Namun perlu penelitian lanjutan untuk mengungkap apakah tulang belulang tersebut memang dari struktur manusia ataukah hewan.

Baca Juga: Lulusannya Tersebar di 43 Kampus Top Dunia, Fasilitas Sekolah Islam Internasional di Malang Ini Paling Sultan!

Lebih terangnya, temuan bersejarah tersebut disinyalir milik sebuah armada angkatan lautnya kolonialis Inggris yang berlabuh di Pulau Tikus, Bengkulu pada tahun 1852.

Dengan dugaan tersebut, jangkar yang tertancap di daratan eksotis tersebut berasal dari masa awal abad ke-19 yang dahulu kawasan ini memang menjadi lintasan para penjelajah laut dari negeri asing untuk berdagang di Indonesia.

Temuan bersejarah ini mengungkap peranan Pulau Tikus saat Inggris berkongsi dagang di tanah Bengkulu.

“Dengan begitu, dapat diduga bahwa keberadaan jangkar-jangkar ini berhubungan dengan aktivitas Inggris dengan kongsi dagangnya EIC di wilayah Bengkulu dan termasuk di Pulau Tikus dalam aktivitas perdagangan rempah dan lainnya”, dikutip dari Buletin Cagar Budaya.

Dengan temuan itulah dapat diketahui bahwa meski daratannya mungil, rupanya peranan pulau yang satu ini sangat signifikan bagi kesejarahan nusantara.***

Rekomendasi