

inNalar.com – Pulau Sumbawa, NTB adalah wilayah yang tergolong rawan bencana banjir. Hal ini disebabkan karena adanya kerusakan hutan sehingga menimbulkan kekurangan daerah resapan air.
Bencana banjir juga dipicu oleh kondisi topografi Pulau Sumbawa yang sebagian besar berupa perbukitan dengan kemiringan 30 persen. Oleh karena itu, air jadi lebih mudah mengalir dengan cepat.
Pulau di sisi timur NTB itu juga memiliki intensitas curah hujan sedang sampai tinggi, serta terdapat sedimentasi pada bendungan dan sungai.
Baca Juga: Warga Banten Paling Tidak Bahagia di Indonesia? Cus ke 5 Tempat Healing di Pandeglang Ini Dulu Yuk!
Akibat banjir yang sering melanda Pulau Sumbawa, ribuan rumah terendam hingga rusak berat.
BPS NTB menyebut ada 3 kabupaten yang memiliki jumlah rumah terendam banjir paling banyak, antara lain Sumbawa Barat, Kota Bima, dan Dompu.
1. Kabupaten Sumbawa Barat
BPS mencatat total rumah terendam banjir di Sumbawa Barat per tahun 2023 sebanyak 10.957.
Namun tidak ada rumah rusak berat, sedang, dan ringan di wilayah tersebut.
Banjir terjadi di kabupaten ini pada tahun 2023 dan menghantam Kecamatan Barang Rea dan Taliwang. Bencana itu mengakibatkan 75 rumah terendam.
Banjir juga dilaporkan terjadi pada 2 tahun sebelumnya di Kecamatan Sekongkang. Sebanyak 107 rumah terendam dan 321 penduduk terdampak.
2. Kota Bima
Pada periode yang sama, BPS menghitung ada 2.993 rumah warga pernah terendam banjir. 2 rumah juga mengalami kerusakan sedang.
Baca Juga: 3 Daerah di Bali yang Jadi Surganya Tempat Nongkrong: Denpasar Masuk Tapi Kalah Telak dari Kota Ini
Pada Februari tahun ini, curah hujan tinggi menyebabkan banjir dan merendam rumah yang ada di Kecamatan Rasanae Timur, Raba, dan Mpunda.
Tidak hanya permukiman, banjir turut mengenai area persawahan.
Sebelumnya pada November 2023, Kelurahan Lelamase, Kecamatan Rasanae juga dilanda banjir. Sebanyak 13 rumah pun tergenang.
3. Kabupaten Dompu
Banjir yang terjadi pada akhir 2023 juga dirasakan oleh penduduk Kabupaten Dompu. Kecamatan yang terdampak antara lain Dompu dan Woja dengan rincian 1.242 KK terdampak.
Hujan kala itu turun lebat dan membuat air sungai meluap ke area permukiman warga yang berdiri di sepanjang daerah aliran sungai.
Beberapa bulan berselang, banjir kembali melumpuhkan mobilitas masyarakat di Kecamatan Woja. Peristiwa tersebut mengakibatkan 600 KK terdampak dan 3 jiwa luka-luka.
Tak hanya merendam rumah warga, banjir juga merusak 2 rumah dengan tingkat sedang.
Berdasarkan perhitungan BPS per 2023, total rumah terendam mencapai 2.275, 24 rusak ringan, 9 rusak sedang, 16 rumah mengalami rusak berat.
Terkait bencana tersebut, BPBD Provinsi NTB telah berkoordinasi dengan BPBD daerah masing-masing dengan melakukan penyebaran informasi kepada masyarakat dan membentuk Tim Reaksi Cepat untuk penanganan lebih lanjut.***