Surabaya Kota ke-6 Sampah Makanan Terbanyak di ASEAN, 10 Ribu Larva Auto Dikerahkan Jadi ‘Pasukan’

inNalar.com – Sampah makanan menjadi problema yang cukup menghantui kota Surabaya.

Tahukah Surabaya sampai masuk peringkat enam teratas kota dengan sampah makanan terbanyak di ASEAN?

Setiap tahun, kota modern di Jawa Timur ini menghasilkan sampah makanan sebanyak 77 kilogram perkapita.

Baca Juga: 4 Buah Populer Ini Melimpah Ruah di Nusa Tenggara Barat, Yakin Gak Tergiur untuk Beli?

Data tersebut diungkap oleh UN Environment Programme yang sempat melakukan riset pada tahun 2022 silam.

Beruntungnya, kuantitas tersebut masih berada di bawah 5 kota dari Asia Tenggara lainnya.

Sebagai informasi, kota Sihanoukville di Kamboja menyabet peringkat pertama penghasil food waste se-Asia Tenggara.

Baca Juga: Dikenal Cantik Alamnya, 5 Daerah Ini Malah Dinobatkan Jadi Kota Terkotor di Indonesia: Medan Termasuk?

Pasalnya kota tersebut diketahui menghasilkan 117 kilogram per kapita dalam setahun.

Disusul di urutan kedua ASEAN ada Kota Chonburi Thailand dengan total sampah makanan yang dihasilkan sebesar 106 kilogram per kapita per tahun.

Pada urutan ketiga, Kota Seremban Malaysia menyusul dengan kuantitas food waste sebanyak 102 kilogram.

Baca Juga: Suhu 9 Derajat Celcius! Kota Terdingin di Papua Ini Bisa Bikin Malas Terbang ke Eropa: Indahnya Candu Banget!

Dua peringkat tepat di atas Surabaya, yaitu Luang Prabang Laos dan Hue Vietnam.

Masing-masing kota tersebut menghasilkan 92 dan 88 kilogram per kapita dalam setahun.

Meski kabar ini cukup nyelekit di hati warga Surabaya, tetapi tahukah bahwa pemerintah daerah setempat punya terobosan unik lho.

Baca Juga: Anti Susah Sinyal, Ratusan Desa di 4 Kabupaten NTB Ini Sudah Dapat Akses Internet 4G LTE Loh!

Inovasi tata kelola sampah uniknya menjadi percontohan dunia. Lantas, seberapa unik ya solusi yang diterapkan Pemkot Surabaya?

Arek arek Suroboyo tidak perlu sedih dulu mendengar kabar ini.

Pasalnya, Delegasi United Nations Enviroment Programme (UNEP) justru memuji tata kelola sampah pemerintah daerah Surabaya.

Baca Juga: Simulasi Tinggal di Eropa, Inilah 10 Daerah Paling Dingin di Indonesia: Nomor 10 Bikin Terkejut!

Hal ini diketahui ketika delegasi UNEP sempat berkunjung ke kota ini pada tahun 2018 silam.

Salah satu inovasi uniknya bisa terlihat pada Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan.

Sejak tahun 2016, PDU Jambangan sudah mengelola sampah sebanyak 5 hingga 6 ton perharinya.

Baca Juga: Temanggung Digeser! Ternyata Bukan Cuma Daerah di Jawa Tengah Ini yang Tawarkan Tembakau Berkualitas

PDU Jambangan menerapkan teknologi yang namanya Black Soldier Fly (BSF), apa itu?

Jadi teknologi yang digunakan Kementerian LHK dan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Surabaya adalah larva lalat, kok bisa?

Tentu bisa! Sebanyak 10 ribu larva lalat dikerahkan menjadi pasukan pengurai limbah sampah makanan.

Hewan hitam ini bisa mengurai limbah 12 kilogram dalam kurun waktu 12 hari lho, hebat bukan?

“Kita ingin menunjukkan kepada Sekjen dan Duta Besar Negara ASEAN, bahwa Surabaya adalah leader dalam pengelolaan Sampah,” ucap Karliansyahselaku Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK

Dengan problema yang bertahun-tahun menghantui Surabaya, justru dengan adanya tumpukan sampah ini PDU Jambangan mampu mendapatkan pendapatan Rp6 juta perhari.***

Rekomendasi