Glodok: Kawasan Chinatown Terbesar di Indonesia dengan Sejarah yang Mempesona

inNalar.com – Kawasan Glodok Jakarta Barat terkenal dengan kuliner legendaris juga menjadi wilayah Chinatown terbesar di Indonesia.

Selain terkenal dengan Gang Gloria dan Petak Enam yang jadi destinasi hits di Glodok, tempat ini ternyata punya sejarah yang istimewa.

Pada saat Belanda mendatangi Batavia, Glodok termasuk wilayah yang tidak pernah sepi dari aktivitas masyarakat.

Baca Juga: Keunikan Bahasa dan Budaya di Indramayu, Perpaduan Sunda-Jawa di Tanah Pantura

Selain itu, kawasan ini dikenal sebagai salah satu pecinan tertua yang ada di Indonesia.

Daerah ini menjadi sejarah karena adanya kaitan dengan peristiwa pembantaian etnis Tionghoa di Batavia pada tahun 1740.

Pasca kedatangan masyarakat Tionghoa dalam jumlah besar, hal itu menjadi penyebab dibukanya wilayah sekitar Batavia.

Baca Juga: Menjuntai 140 Meter! Jembatan Gantung Terindah di Tasikmalaya Buatan Perusahaan yang Sering Dikira Brand Asing

Mereka membuka perkebunan gula yang saat itu menjadi satu-satunya ekspor asli Batavia pada abad ke-17 ke dalam bentuk gula mentah juga arak.

Hal tersebut menjadikan komunitas Tionghoa berkembang dan membuat pihak VOC khawatir dan sulit untuk mengawasi orang Tionghoa di luar kota.

Karena itu pihak VOC menurunkan kebijakan atas penurunan harga dan kuota produksi gula yang menyebabkan banyak kuli Tionghoa kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: Gerbang Wisata Kendari-Toronipa Telan Anggaran Rp32 Miliar, Kondisinya Tak Memuaskan

Kebijakan tersebut membuat peningkatan angka kriminalitas karena kuli yang kehilangan pekerjaan berubah bentuk jadi gerombolan pencuri.

Situasi tersebut membuat pihak VOC melakukan pemindahan paksa pada migran yang tidak terdaftar ke pos-pos terdepan Belanda di wilayah Ceylon (Sri Lanka).

Kabar tersebut mengkhawatirkan orang-orang Tionghoa di wilayah Batavia karena beredar kabar bahwa pemindahan tersebut merupakan cara untuk membuang mereka ke laut.

Pada tahun 1740 sendiri, wilayah sekitar Batavia menjadi saksi pemberontakan yang dilakukan oleh petani Tionghoa.

Pemberontakan tersebut berakibat ribuan rumah orang Tionghoa dijarah dan dibakar.

Saat pembantaian ini terjadi, perkampungan orang Tionghoa berada di sebelah utara Glodok.

VOC pun membangun kawasan baru untuk mereka yang lokasinya sedikit di luar tembok kota dan saat ini dikenal dengan Glodok.

Saat itu Glodok dijadikan oleh VOC sebagai kawasan isolasi orang-orang Tionghoa supaya mudah dikontrol dan menjadi alasan keamanan pihak kolonial Belanda.

Sejarah penamaan Glodok sendiri beragam. Ada yang mengungkapkan dari Bahasa Sunda yang artinya pintu masuk ke sebuah rumah, karena dulunya Jakarta sempat menjadi pintu gerbang Kerajaan Sunda Kuno.

Ada juga yang mengungkapkan bahwa nama Glodok berasal dari kata grojok yang mengacu pada suara kucuran air dari pancuran.

Ungkapan lain juga menjelaskan bahwa kata Glodok berasal dari nama jembatan, yaitu Jembatan Glodok yang melintas di atas Kali Besar di kawasan tersebut.***

Rekomendasi