

inNalar.com – Indramayu merupakan sebuah kabupaten di Jawa Barat yang lokasinya menjadi kawasan lintasan jalur pantura.
Secara geografis, Kabupaten Indramayu memang terletak di provinsi Jawa Barat. Namun ternyata bahasa yang digunakan tidak sepenuhnya berbahasa Sunda.
Pada dasarnya Kabupaten Indramayu memiliki dua bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu Bahasa Jawa dan Sunda.
Supali Kasim, seorang pegiat Lembaga Basa Lan Sastra Dermayu (LBSD) mengungkapkan bahwa penutur Bahasa Jawa di Indramayu lebih dominan daripada Bahasa Sunda.
Situasi tersebut sangat berbeda dengan Jawa Barat yang dikenal dengan tanah Pasundan dan mayoritas penduduk yang berbahasa Sunda.
Di beberapa wilayah, penduduk Indramayu menggunakan Bahasa Sunda. Bahkan memiliki dua dialek, yaitu dialek asli Sunda Pasundan dan dialek Sunda lokal yang disebut dengan Sunda Lea juga Sunda Parean.
Baca Juga: Gerbang Wisata Kendari-Toronipa Telan Anggaran Rp32 Miliar, Kondisinya Tak Memuaskan
Supali Kasim menjelaskan bahwa asal usul bahasa di Indramayu sendiri bermula dari Indramayu yang sebelumnya dikenal dengan nama Cimanuk.
Dirinya menceritakan bahwa seorang penulis berasal dari Portugis, Tome Pires mengungkap bahwa Indramayu saat itu memiliki dua suku bangsa yang dibatasi sungai besar Cimanuk.
Perbatasan tersebut yaitu sebelah barat yang diisi suku Sunda dan sebelah timur yang diisi oleh suku Jawa.
Baca Juga: 3 Taman Wisata Alam di Bali yang Paling Banyak Dikunjungi, Bisa Jadi Pilihan Destinasi saat Liburan
Supali juga mengutarakan bahwa sejak tahun 1500, peradaban sudah ada namun dengan dua suku bangsa dan menjadi batas kerajaan besar Pajajaran dan Majapahit.
Perkembangan bahasa pun mulai terjadi seiring adanya dinamika penduduk masa kerajaan dan pada tahun 1300-1500, Indramayu sendiri mulai dipenuhi orang Jawa.
Pegiat bahasa ini juga menjelaskan adanya pergeseran wilayah yang menyebabkan suku Sunda di wilayah barat tidak lagi dominan dan membuat orang Jawa jadi mayoritas.
Baca Juga: Viral, Kotoran Manusia Berserakan di Dekat Ka’bah Sampai Terinjak-injak Jemaah
Secara budaya khususnya Bahasa, masyarakat Indramayu sendiri berada di bawah irisan antara budaya Sunda dan Jawa.
Namun dalam hal ini, irisan budaya Jawa lebih besar dibandingkan irisan budaya Sunda yang bahkan sangat kecil.
Meski begitu, Indramayu termasuk kawasan yang unik karena bahasa dan kebudayaannya.
Di mana, Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Jawa versi Indramayu atau dikenal dengan Dermayon.
Uniknya, meskipun dalam kehidupan sehari-hari menggunakan Bahasa Jawa Indramayu namun pembelajaran muatan lokal di sekolah diajarkan Bahasa Sunda.
Hal tersebut menjadi kesulitan bagi warga Indramayu dalam mempelajari muatan lokal Bahasa Sunda, sama sulitnya dengan mempelajari Bahasa Inggris.
Meski begitu, masih ada hal-hal yang menjadi budaya Jawa Barat dan familiar bagi masyarakat kabupaten wilayah pantura ini seperti pengenalan tentang lotek dan lalapan.
Sampai saat ini, masih ada masyarakat Indramayu yang menggunakan Bahasa Sunda yaitu warga di bagian selatan dan barat daya.***