Kalimantan Barat Didominasi Etnis Tionghoa, Makanan Ini Jadi Primadona Kuliner Khas Pontianak: Pernah Coba?


inNalar.com –
Ibu kota Kalimantan Barat, Pontianak mendapat julukan Kota Khatulistiwa dan menjadi salah satu kota yang terkenal di Indonesia.

Secara geografis, kota Pontianak dilalui dua sungai terbesar di Pulau Kalimantan, yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang mana keduanya menjadi lambang kota tersebut.

Pontianak sendiri menjadi kota yang letaknya berada di garis khatulistiwa dan menjadi kota yang penduduknya multi etnis.

Baca Juga: ‘Belum Kenyang Kalau Belum Makan Nasi’, Ini Dia Kuliner Nasi Terenak di Indonesia: Sumatera Barat Jagoannya!

Penduduk ibu kota provinsi ini berasal dari China, Melayu, Bugis, Madura, dan yang lainnya. Meski begitu, ternyata penduduk China termasuk yang mendominasi wilayah ini.

Kedatangan warga Tiongkok ke provinsi ini terjadi pada abad ke-18 karena adanya paksaan dari pekerjaan untuk menjadi buruh tambang dan perkebunan.

Sebagian di antara mereka datang secara langsung dari Provinsi Gauangdong dan yang lainnya berasal dari Provinsi Fujian dan termasuk ke dalam suku Hokkien.

Baca Juga: ‘Belum Kenyang Kalau Belum Makan Nasi’, Ini Dia Kuliner Nasi Terenak di Indonesia: Sumatera Barat Jagoannya!

Pontianak memang menjadi tempat transit bagi pedagang Tiongkok sejak tahun 1881 hingga menyebar ke daerah pedalaman dengan dua etnis besar yaitu Teochiu dan Hakka.

Teochiu menjadi etnis terbesar di Pontianak dan menempati wilayah bagian selatan juga etnis Hakka yang menempati bagian utara.

Masyarakat Tionghoa di daerah itu sendiri sebagian besar merupakan pedagang kecil, nelayan, pemilik toko, bahkan petani.

Baca Juga: Belum ke Kalimantan Timur Jika Tak Nikmati 3 Kota Terpopuler Ini, 906.438 Wisatawan Domestik Saja Terpikat!

Lambat laun masyarakat Tionghoa pun jadi bermukim, menyebar, dan tinggal di ibu kota Kalimantan Barat dan membuat pedagang China berdampingan dengan penduduk lainnya yang menyebabkan terjadinya peleburan budaya.

Hal tersebut memberi pengaruh pada kuliner di kota ini yang memiliki varian yang beragam dengan rasa yang unik.

Tidak heran jika sebagian besar makanan khas daerah ini lebih banyak dipengaruhi oleh kuliner China bahkan menggunakan bahan non-halal.

Baca Juga: Belum ke Kalimantan Timur Jika Tak Nikmati 3 Kota Terpopuler Ini, 906.438 Wisatawan Domestik Saja Terpikat!

Salah satu kuliner khas Pontianak yang terkenal dalah Mi Tiaw, yaitu mie tepung beras yang lebar ditambah dengan beragam toping seperti telur, daging sapi, bakso, dan lainnya.

Selain itu ada pula Chai Kwe atau nama lainnya Chai Pon yang sering dijuluki dumpling kota Pontianak.

Proses pembuatannya pun mirip dengan dumpling menggunakan kulit yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan tepung kanji juga air.

Baca Juga: Lebih dari Sekadar ‘Kerukan’ Tambang Nikel, 2 Suku Besar Pulau Kabaena di Sulawesi Tenggara Merana

Kulitnya diberi isian seperti sayuran, kucai, daun bawang, bengkuang, rebung, talas, juga ebi.

Kuliner China Pontianak lainnya adalah Ce Hun Tiau yang manis dan segar terbuat dari tepung kanji dan diolah seperti cendol.

Penyajiannya pun dicampur dengan gula merah cair, kacang merah, bonglo, santan, kemudian es batu.

Baca Juga: Sering Lihat Telur saat Maulid Nabi? Ini Alasan Ndhog Banyak Muncul di Peringatan Hari Lahir Nabi Muhammad SAW

Meski memiliki pengaruh budaya China, Pontianak sendiri tetap banyak penduduk dari Suku Dayak.

Karena itu masih ada kuliner Dayak yang bisa ditemukan di kota ini seperti camilan manis kue dange, ada pula Kalumpe atau Karuang dengan bahan dasar singkong.

Pontianak juga terkenal dengan penyebutan kuliner yang terbilang unik seperti bubur pesawat, yaitu bubur yang disantap dengan serangkaian lauk.***

Rekomendasi