

inNalar.com – Proyek pembangunan Jembatan Pandansimo di Poncosari, Kabupaten Bantul, tengah berlangsung dengan target ambisius.
Jembatan ini direncanakan menjadi yang terpanjang di Yogyakarta, dengan panjang mencapai 1.900 meter dan lebar 675 meter.
Bahkan, Jembatan Pandansimo akan menjadi jembatan terpanjang ketiga di Pulau Jawa, menyusul Jembatan Suramadu dan Pasopati.
Rencana proyek ini sudah dirintis sejak tahun 2013, melalui berbagai tahapan seperti pembebasan lahan, penyusunan AMDAL, hingga finalisasi desain teknis.
Dengan anggaran yang mencapai Rp814 miliar dari APBN, konstruksi jembatan ini dijadwalkan rampung dalam 408 hari kalender, dan final penyerahannya direncanakan pada 31 Desember 2024.
Peletakan batu pertama dilakukan pada 12 Desember 2023 oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Proyek ini dikerjakan oleh Kementerian PUPR bekerja sama dengan PT Adikarya Persero dan PT Sumber Wijaya Sakti.
Inovasi Teknologi dan Struktur
Sebagai respons terhadap letak geografisnya yang berada kurang dari 10 km dari sesar Opak, Jembatan Pandansimo dibangun menggunakan teknologi Lead Rubber Bearing.
Teknologi ini mampu meredam getaran gempa, mengingat jembatan berdiri di atas tanah berpasir dengan muka air yang dangkal, menjadikannya lebih tahan terhadap gempa bumi.
Baca Juga: Kuras APBN Rp3,4 Triliun, IKN Dihiasi Proyek Bebas Hambatan, Ternyata Begini Kini Kondisinya
Selain fungsi teknis, jembatan ini juga mengusung elemen budaya lokal. Desainnya dihiasi dengan gunungan bermotif batik Yogyakarta, simbol kearifan lokal yang menggambarkan batas antara dua daerah.
Filosofi gunungan ini terinspirasi dari wayang kulit, di mana ia menjadi penanda awal dan akhir pertunjukan.
Progres Pembangunan
Hingga September 2024, pembangunan Jembatan Pandansimo telah mencapai 65%. Beberapa tahapan penting yang sudah selesai meliputi pengecoran mortar busa, pemasangan baja bergelombang, pagar pengaman, serta pengaplikasian barrier dan material LPA.
Baca Juga: Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Kalimantan Timur, Samarinda Termasuk Tapi Bukan Nomor 1
Namun, ada pemeriksaan ulang pada struktur fondasi yang mungkin memperpanjang durasi pekerjaan. Saat ini, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah-DIY (BBPJN Jateng-DIY) sedang mengajukan perpanjangan izin pembangunan kepada Kementerian Keuangan.
Jembatan Pandansimo tidak hanya dirancang untuk menjadi jalur kendaraan bermotor.
Jembatan ini juga akan menyediakan fasilitas pejalan kaki, ruang terbuka hijau, serta area publik lainnya.
Selain itu, jembatan ini akan menghubungkan dua wilayah penting, yakni Kapanewon Srandakan di Bantul dan Kapanewon Galur di Kulonprogo, sehingga dikenal juga sebagai Jembatan Srandakan III.
Proyek Strategis Nasional ini diharapkan mampu mendorong mobilitas di wilayah pesisir selatan Yogyakarta, sekaligus meningkatkan sektor pariwisata, ekonomi, dan logistik.
Lebih jauh lagi, Jembatan Pandansimo akan menjadi bagian penting dari konektivitas antarprovinsi, menghubungkan Banten hingga Jawa Timur, yang diharapkan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur selatan.
.***