Dipoles Rp161,5 Miliar! Waterfront City di Samosir Auto Jadi Tempat Healing Penat: Pernah Ke Sini?

inNalar.com – Menjadi wajah baru Kabupaten Samosir, Sumatera Barat. Waterfront City Panguruan menjadi ikonik baru kawasan Danau Toba.

Keberadaan Waterfront City Panguruan sendiri menjadi bagian dari percontohan bangunan yang berada di kawasan Danau Toba.

Menjadi kawasan yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh danau, pembangunan di Samosir termasuk Waterfront City Panguruan ini berpusat di darat dan membelakangi danau.

Baca Juga: Proyeksi Cuan Rp5,1 Triliun, Kawasan di Sumatera Utara Seluas 6,4 Ha Dibabat Habis Jadi Begini

Untuk mencapai wilayah ini, bisa menggunakan akses dari Terminal Amplas dan menggunakan bis tujuan Parapat.

Dengan Jarak kurang lebih 175 kilometer, perjalanan menuju kawasan ini bisa memakan waktu selama kurang lebih 3 jam setengah.

Tidak hanya pemandangan alam di Danau Toba, pengunjung juga akan disuguhkan dengan spot-spot ikonik yang ada di wilayah ini.

Baca Juga: Lintasannya 916 Meter, Jembatan ‘Tulang’ IKN Siap Tembus Balikpapan Lewat Sungai Wain

Salah satunya adalah keberadaan Pelataran Totem yang menyatukan lima patung kayu dari budaya Papua dan budaya Batak.

Patung Sitolu Harajaon yang menjadi tiga di antara lima patung yang berasal dari suku Batak.

Sedangkan dua lainnya didatangkan langsung dari Papua yaitu patung dengan ukiran Mbitoro dan Wemawe dari suku Kamoro.

Baca Juga: Peras APBN Rp3,13 Triliun! Progres Megaproyek Tol IKN Tak Capai Target Gegara Masalah Jembatan

Waterfront City Panguruan sendiri adalah bagian dari Program Pembangunan Pariwisata Terintergrasi dan Berkelanjutan (P3TB) bagi destinasi Danau Toba.

Proyek ini ditetapkan dengan cakupan penataan kawasan dengan luas lebih dari 6 Ha di Kecamatan Panguruan Kabupaten Samosir.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkap bahwa alokasi untuk proyek ini mencapai Rp 161,59 miliar dengan pembangunan meliputi pedestrian, pusat kuliner, taman rohani, pelataran totem, galeri Samosir, taman pustaha (Pustaka) dan adanya pertunjukan air menari.

Menjadi salah satu pusat keramaian, Waterfront City Panguruan menyuguhkan pertunjukan spektakuler yang ada di malam hari yaitu adanya pertunjukan air menari atau dalam Bahasa Batak disebut Aek Manortor.

Selain itu, adanya Prasasti perahu dayung dengan barisan pria yang mendayung termasuk ikon yang terdapat di Kawasan Waterfront Panguruan.

Keberadaan prasasti ini karena lomba perahu dayung menjadi event nasional yang dilakukan setiap tahun di Danau Toba.

Terdapat pula sebuah Patung Barospati atau patung naga dan kadal dengan makna kadal yang merupakan simbol dari laki-laki dan naga yang menjadi symbol Wanita.

Salah satu benefit dari keberadaan Waterfront City Panguruan ini adalah dampak terhadap mata pencaharian kepala rumah tangga.

Kepala keluarga yang terpengaruh dalam proyek ini adalah mereka yang dengan mata pencaharian seperti pedagang makanan dan minuman, pengusaha restoran atau caffee, servis elektronik bahkan supir angkutan.

Karena ini pendapatan kepala keluarga bahkan mampu mencapai lebih dari Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Samosir.

Meski begitu, sejarah pemukiman di Kawasan proyek Waterfront City Panguruan sudah menjadi urat nadi ekonomi jauh sebelum Samosir dimekarkan.***

Rekomendasi