

inNalar.com – Pembangunan megaproyek di Sumatera Barat yang seharusnya menjadi terobosan besar dalam meningkatkan konektivitas dan ekonomi, terus menghadapi tantangan yang signifikan.
Proyek jalan tol yang akan menghubungkan Padang-Sicincin sepanjang 36,6 km ini mengalami kemunduran akibat alotnya proses pembebasan lahan dan perlawanan warga di sejumlah nagari Sumatera Barat.
Namun, meski menghadapi berbagai hambatan, megaproyek jalan tol ini sudah mencapai 75 persen dan ditargetkan rampung pada Desember 2024.
Baca Juga: Jawa Timur Rajanya Kearifan Lokal? Inilah 5 Provinsi dengan Desa Wisata Terbanyak di Indonesia
Salah satu hambatan terbesar dalam pembangunan tol Padang-Sicincin adalah pembebasan lahan yang berlarut-larut di berbagai nagari.
Di Nagari Sicincin dan Nagari Lubuk Alung, warga setempat menolak pembangunan karena lahan yang dilewati merupakan lahan produktif serta pemukiman warga, termasuk 1 Sekolah Dasar, 1 Masjid, dan 1 Puskesmas.
Penolakan ini tidak hanya berhenti pada protes, namun warga mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), dan gugatan tersebut akhirnya dimenangkan oleh warga hingga tahap kasasi.
Akibatnya, trase jalan tol harus dialihkan ke lahan tidak produktif, meskipun menyebabkan rutenya menjadi lebih panjang dari rencana semula.
Meski dilanda berbagai kendala, manfaat dari megaproyek pembangunan tol Padang-Sicincin sangat diharapkan oleh masyarakat dan pemerintah daerah.
Dengan panjang 36,6 km, jalan tol ini diproyeksikan akan memotong waktu tempuh antara kedua daerah Sumatera Barat tersebut dari 1,5 jam menjadi hanya 20-30 menit, memberikan efisiensi signifikan bagi mobilitas warga.
Baca Juga: Kebumen Masuk Klub Eksklusif UNESCO! Simak 9 Geopark Indonesia Lainnya yang Tak Kalah Keren
Kehadiran jalan ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan ekonomi, terutama dengan memperkuat konektivitas antara Sumatera Barat dan Riau.
Hal ini ditegaskan oleh Sri Hastuti Hardiningsih, selaku Pemimpin Proyek pembangunan ini, yang menyatakan bahwa proyek ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang dilintasinya.
Tidak hanya sektor ekonomi, sektor pariwisata dan kuliner juga diprediksi akan mendapat dampak positif dari adanya jalan tol ini.
Sumatera Barat yang terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan budaya kulinernya, dan dengan adanya tol, akses ke berbagai destinasi wisata akan lebih mudah dan cepat.
Pembangunan jalan tol Padang-Sicincin saat ini sudah mencapai 75 persen.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, Hansastri, mengungkapkan bahwa sebagian besar masalah pembebasan lahan telah diselesaikan, meskipun masih ada sebidang tanah dengan batas tertentu yang masih dalam tahap penyelesaian.
Namun, hal ini tidak mengganggu proses konstruksi secara keseluruhan.
Di sisi lain, inovasi teknologi juga berperan besar dalam mempercepat proses konstruksi.
Miftahul Kahirah, Officer Engineer proyek ini, menjelaskan bahwa dengan teknologi terbaru, waktu pengerjaan yang biasanya memakan waktu 5-6 hari kini dapat dipersingkat menjadi hanya 1-2 hari.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sangat mendukung percepatan pembangunan tol ini.
Mereka berharap dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat, serta menjadi harapan baru bagi perkembangan wilayah tersebut.***