

inNalar.com – Setiap rumah tangga perlu mempunyai akses sanitasi layak untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan fisik.
Sistem sanitasi yang memadai terdiri dari air bersih, jamban keluarga, sarana pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah.
Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2023, persentase rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak di Jawa Timur sebesar 83,72 persen.
Baca Juga: Jadi Spot Favorit Pecinta Olahraga, Inilah 5 Rekomendasi Track Jogging Paling Hits di Bandung
Sebagian besar kota dan kabupaten memiliki angka berkisar 70-90 persen. Namun ada pula 1 kabupaten yang jumlah rumah tangganya masih berada di angka 50 persen.
Kabupaten tersebut adalah Bangkalan yang mempunyai persentase rumah tangga bersanitasi layak sebesar 50,30.
Terkait kondisi tersebut, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Bangkalan berupaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan memberikan bantuan sanitasi mandi cuci kakus.
Baca Juga: Produksi Capai Puluhan Juta Tangkai, Krisan dan Sedap Malam Jadi Varietas Unggulan Pasuruan
Bantuan sistem pengelolaan air limbah domestik setempat (SPALDS) tersebut sejalan dengan upaya penekanan angka stunting, sehingga pembangunan fasilitas dilakukan di daerah yang lokus stuntingnya tergolong tinggi.
Pada tahun 2023, pemerintah Kabupaten Bangkalan membangun infrastruktur sanitasi di 24 desa.
Adapun pembangunan di 20 desa dilakukan secara swakelola dan menyasar 4.700 penduduk atau 1.175 kepala keluarga.
Anggaran yang dibutuhkan adalah Rp14,2 miliar dengan sumber Dana Alokasi Khusus (DAK).
Sedangkan pembangunan di 4 desa lainnya menggunakan anggaran dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp323 juta yang dikeluarkan oleh pihak ketiga.
Pengadaan sanitasi di 4 desa tersebut menyasar 8 kepala keluarga atau 40 jiwa.
Dengan adanya pembangunan sanitasi layak, diharapkan masyarakat mampu meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan, serta angka stunting di Kabupaten Bangkalan dapat menurun.
Kemudian pada tahun 2024, Bangkalan menerima Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri PUPR Nomor 775/KPTS/M/2024, program ini dilaksanakan di 12 desa yang tersebar di Kecamatan Blega, Geger, Kamal, Klampis, Labang, Socah, Tragah, dan Kokop.
Setiap desa menerima anggaran sebesar Rp445 juta yang terdiri dari Dana APBN 400 juta rupiah dan swadaya masyarakat 45 juta rupiah.
Dana tersebut kemudian digunakan untuk membuat pekerjaan terkait sanitasi dan air bersih meliputi pembangunan sumur bor, tandon, pompa, instalasi listrik, perpipaan, uji laboratorium, pelatihan, serta operasional kelompok masyarakat (BOP Pokmas).
Bappeda Bangkalan berharap Program Pamsimas bisa memberikan dampak positif berupa peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.***

inNalar.com – Setiap rumah tangga perlu mempunyai akses sanitasi layak untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan fisik.
Sistem sanitasi yang memadai terdiri dari air bersih, jamban keluarga, sarana pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah.
Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2023, persentase rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak di Jawa Timur sebesar 83,72 persen.
Baca Juga: Jadi Spot Favorit Pecinta Olahraga, Inilah 5 Rekomendasi Track Jogging Paling Hits di Bandung
Sebagian besar kota dan kabupaten memiliki angka berkisar 70-90 persen. Namun ada pula 1 kabupaten yang jumlah rumah tangganya masih berada di angka 50 persen.
Kabupaten tersebut adalah Bangkalan yang mempunyai persentase rumah tangga bersanitasi layak sebesar 50,30.
Terkait kondisi tersebut, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Bangkalan berupaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan memberikan bantuan sanitasi mandi cuci kakus.
Baca Juga: Produksi Capai Puluhan Juta Tangkai, Krisan dan Sedap Malam Jadi Varietas Unggulan Pasuruan
Bantuan sistem pengelolaan air limbah domestik setempat (SPALDS) tersebut sejalan dengan upaya penekanan angka stunting, sehingga pembangunan fasilitas dilakukan di daerah yang lokus stuntingnya tergolong tinggi.
Pada tahun 2023, pemerintah Kabupaten Bangkalan membangun infrastruktur sanitasi di 24 desa.
Adapun pembangunan di 20 desa dilakukan secara swakelola dan menyasar 4.700 penduduk atau 1.175 kepala keluarga.
Anggaran yang dibutuhkan adalah Rp14,2 miliar dengan sumber Dana Alokasi Khusus (DAK).
Sedangkan pembangunan di 4 desa lainnya menggunakan anggaran dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp323 juta yang dikeluarkan oleh pihak ketiga.
Pengadaan sanitasi di 4 desa tersebut menyasar 8 kepala keluarga atau 40 jiwa.
Dengan adanya pembangunan sanitasi layak, diharapkan masyarakat mampu meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan, serta angka stunting di Kabupaten Bangkalan dapat menurun.
Kemudian pada tahun 2024, Bangkalan menerima Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri PUPR Nomor 775/KPTS/M/2024, program ini dilaksanakan di 12 desa yang tersebar di Kecamatan Blega, Geger, Kamal, Klampis, Labang, Socah, Tragah, dan Kokop.
Setiap desa menerima anggaran sebesar Rp445 juta yang terdiri dari Dana APBN 400 juta rupiah dan swadaya masyarakat 45 juta rupiah.
Dana tersebut kemudian digunakan untuk membuat pekerjaan terkait sanitasi dan air bersih meliputi pembangunan sumur bor, tandon, pompa, instalasi listrik, perpipaan, uji laboratorium, pelatihan, serta operasional kelompok masyarakat (BOP Pokmas).
Bappeda Bangkalan berharap Program Pamsimas bisa memberikan dampak positif berupa peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.***