Berkat Megaproyek Jalan Tol di Subang, Jawa Barat Rp5,02 Triliun, Akses Menuju Pelabuhan Makin Plong!

inNalar.com – Pemerintah Indonesia terus mendorong megaproyek infrastruktur strategis, salah satunya adalah Jalan Tol Akses Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Megaproyek Jalan tol Patimban ini diharapkan menjadi penghubung utama menuju Pelabuhan Internasional Patimban, dengan tujuan memperlancar arus logistik, terutama untuk kawasan industri di Karawang dan Subang.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengungkapkan bahwa konstruksi tol akses Pelabuhan Patimban yang memiliki panjang total 37,05 km ini ditargetkan rampung pada tahun 2025.

Baca Juga: Kabupaten Pandeglang, Banten Bentuk Wilayah Baru 282,11 Kilometer Persegi: 7 Kecamatan Ikut Bergabung

Infrastruktur strategis baru ini didanai dengan investasi sebesar Rp5,02 triliun dan menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diharapkan memberikan dampak besar bagi peningkatan konektivitas di Jawa Barat.

Selain itu, untuk mempermudah akses menuju Pelabuhan Patimban yang sedang dikembangkan menjadi salah satu gerbang laut utama di Indonesia.

Tol yang memanjang di Kabupaten Subang ini nantinya akan terhubung langsung dengan Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) di sisi selatan, dan Pelabuhan Patimban di utara.

Baca Juga: 5 Proyek Multiyears Termahal Sumatera Barat Paling Bikin Boncos Negara, Ada Saingan Flyover Tertinggi Eropa!

Konektivitas yang melalui tol terbaru Subang ini pun diharapkan bisa mengurangi beban lalu lintas di Jakarta dan mempercepat distribusi barang dari kawasan industri menuju pelabuhan.

Basuki Hadimuljono menyebut bahwa megaproyek ini akan berdampak signifikan, bukan hanya bagi Jawa Barat, tapi juga bagi perekonomian nasional.

Ia berharap, dengan adanya garapan megaproyek ini, arus logistik dari dan ke pelabuhan bisa lebih cepat, efisien, dan tentu akan mengurangi tekanan lalu lintas di Jakarta.

Baca Juga: Pantas Pengin Pisah dari Kab Gresik, Jarak dari Pulau Terpencil Jawa Timur Ini ke Pusat Kota Bagai Bumi Langit

Pembangunan Jalan Tol Patimban dibagi menjadi lima seksi sebagai berikut:

1. Seksi 1: Junction Cipeundeuy ke SS Cipendeuy (2,65 km)
2. Seksi 2: SS Cipendeuy ke SS Pasir Bungur (10,06 km)
3. Seksi 3: SS Pasir Bungur ke SS Tambak Dahan (16,10 km)
4. Seksi 4: SS Tambak Dahan ke SS Pusakanegara (7,11 km)
5. Seksi 5: SS Pusakanegara ke Patimban (1,13 km)

Pembangunan megaproyek jalan tol di Subang, Jawa Barat ini dikerjakan dengan skema pembiayaan yang terbagi menjadi dua bagian.

Baca Juga: Investasi Rp16 Triliun, Jokowi: Megaproyek SGAR di Kalimantan Barat Langkah Awal Hilirisasi Indonesia!

Pemerintah menggarap tol dekat pelabuhan di Subang ini sepanjang 22,94 km, sementara sisanya, sepanjang 14,11 km, dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), yaitu PT Jasamarga Akses Patimban (JAP).

Pada bagian megaproyek yang digarap oleh pemerintah, khususnya di ruas SS Pasir Bungur – Patimban, progres konstruksi telah mencapai 23,25%.

Sedangkan untuk bagian yang dikerjakan oleh BUJT, khususnya ruas Junction Cipendeuy – SS Pasir Bungur, masih berada pada tahap pembebasan lahan.

Baca Juga: Beres! Rusunawa Universitas Muhammadiyah Jakarta Dilengkapi Fasilitas Canggih Usai Makan Anggaran Rp174 Miliar

Keberadaan Jalan Tol Patimban diharapkan bisa meningkatkan efisiensi distribusi barang, khususnya untuk ekspor-impor barang dari dan ke Pelabuhan Patimban.
Hal ini akan sangat mendukung kegiatan industri di Karawang, Subang, dan daerah sekitarnya.

Selain itu, proyek ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing kawasan industri di Jawa Barat, yang selama ini menjadi pusat manufaktur nasional.

Dengan infrastruktur yang memadai, diharapkan mobilitas barang dan manusia akan semakin lancar, yang pada akhirnya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar.

Baca Juga: Lembang Siap Jadi Kota Baru Hasil Pemekaran Kabupaten Bandung Barat? Ini 3 Kecamatan yang Masuk dalam Wilayahnya

Melalui proyek ini, Indonesia sekali lagi menunjukkan komitmennya dalam memperkuat infrastruktur sebagai pondasi pertumbuhan ekonomi, terutama dalam memperkuat sektor logistik dan distribusi yang menjadi urat nadi perdagangan.***

Rekomendasi