

inNalar.com – Bisakah anda membayangkan bagaimana rupa sirkuit internasional paling ramah lingkungan di dunia?
Diklaim sebagai arena balap ramah lingkungan pertama di dunia, rupanya ada yang beda dari aspal Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dibocorkan Pertamina, rupanya aspal lintasan balap di Mandalika NTB sepanjang 4,31 kilometer tersebut dibuat dari bahan tidak biasa.
Biasanya, bahan dasar lintasannya diambil dari sumber bahan bakar fosil, minyak bumi, karena dianggap memberikan kualitas ketahanan yang cukup kokoh terhadap ganasnya cuaca.
Lebih lanjut, kandungannya pun biasanya mencakup 80% karbon, 10% hidrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen. Informasi tersebut sebagaimana dilansir dari laman Kementerian PUPR.
Namun kali ini ada yang berbeda dari infrastruktur wahana balapan berstandar internasional kepunyaan Indonesia.
Sirkuit Internasional Mandalika disebut gunakan aspal berbahan ramah lingkungan, pertama di dunia.
Dibongkar oleh Pertamina, rupanya lintasan yang dihiasi dengan 17 tikungan tajam berbahaya ini terbuat dari bahan berbasis sawit.
“Sirkuit yang berada di Pulau Lombok ini menjadi sirkuit pertama di dunia yang menggunakan aspal ramah lingkungan berbasis sawit,” ucap narator, dikutip dari akun TikTok resmi Pertamina.
Baca Juga: Telan Investasi Rp25 Miliar, Megaproyek Teras Hutan IKN Bakal Jadi Magnet Investor Kelas Dunia
Tidak heran jika gelar biaya yang didomplang Pemerintah RI mencapai Rp1,8 triliun.
Lebih rincinya lagi, gelontoran biaya yang berfokus hanya untuk mengurus lintasan trek balapnya saja sudah tembus Rp950 miliar.
Rincian dana tersebut sempat diungkap oleh Dyan Dilato saat pihaknya menjabat sebagai Kepala Divisi Operasional MGPA.
Mahalnya bahan dasar aspal Sirkuit Mandalika yang diklaim ramah lingkungan ini rupanya karena formula pelapisannya gunakan terobosan baru yang sering dikenal dengan Asphalt Concrete Wearing Course (ACWC) Modified.
Jadi lintasan trek balapnya sendiri mencakup tiga lapisan di dalamnya. Lapisan teratas, yaitu wearing course yang mengandung stone mastic asphalt.
Kemudian di bagian lapisan kedua aspal, dipoles asphalt concrete yang fungsinya menjadi penguat ketahanan beban lalu lintasnya.
Lapisan aspal Sirkuit Mandalika selanjutnya adalah base course yang diketahui bahan batuannya langsung diambil dari daerah utara dan timur Lombok , serta didatangkan dari Palu.
Kendati demikian, disebut bahwa lintasan trekking balap motor terkemuka dunia yang berbahan Stone Mastic Asphalt juga diklaim telah digunakan infrastruktur serupa di Inggris, Dubai, hingga Australia.
Indonesia sebagai penghasil sawit terbesar di dunia rupanya menjadikan limbah cangkang sebagai bahan baku asphalt hotmix.
Baca Juga: Raja Langit RI: Perusahaan Telekomunikasi Terbesar ASEAN, Kuasai 37.091 Menara hingga Tower Terbang
Penggunaan bahan berbasis ramah lingkungan ini diklaim tidak akan menurunkan kualitasnya. Ketahanannya digadang mampu bersaing dengan aspal biasanya.
Selain bahannya yang menjadi sorotan, Sirkuit Mandalika NTB ini pun mengundang perhatian dunia berkat sudut run off lintasannya yang memiliki motif batik corak kearifan lokal khas Sasak.
Tikungan 15 dan 16 inilah yang disebut memiliki corak khas batik berhampar cat merah bergaris putih.
Kabar teranyar, sirkuit internasional di NTB ini kembali menjadi medan laga balap MotoGP Mandalika 2024.
Laga MotoGP Mandalika 2024 memberikan hasil mengejutkan karena Marc Marquez tidak naik podium disebabkan adanya kerusakan mesin sebelum garis finish dicapainya.
Adapun pemenang utama gelaran balap skala internasional pada Minggu, 29 September 2024 lalu ini direbut oleh Jorge Martin
Sebagai informasi, lintasan balap yang ditujukan untuk event internasional ini dibangun di lahan seluas 133,1 hektare.***