
inNalar.com – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mencipta kan gebrakan baru dengan merilis Rumah Pendidikan.
Aplikasi revolusioner konon bisa menjadi jembatan penghubung para siswa dan guru dalam kegiatan belajar-mengajar.
Sebagai pengganti aplikasi Merdeka Belajar, Rumah Pendidikan ini hadir dengan segudang pembaruan dan fitur yang lebih canggih, lho!
Baca Juga: Ada yang Beda dari Imtihan Wathani Santri 2025 Kemenag, Fakta Mengejutkan Terungkap!
Itulah kenapa, platform ini bukan hanya sekadar media belajar siswa, tetapi juga berperan sebagai ekosistem pendidikan digital baru yang saling terhubung bagi siswa, tenaga pengajar, bahkan Pemerintah Daerah.
Abdul Mu’ti, selaku Mendikdasmen, menegaskan bahwa era digital bukanlah sekadar pilihan, tetapi sebagai pondasi utama dalam transformasi pendidikan di Indonesia.
Menurut beliau, digitalisasi telah menjelma sebagai tulang punggung kebijakan Kabinet Merah-Putih, karena membuka jalan bagi sistem belajar yang inklusif, modern, dan merata.
Baca Juga: Kurikulum Pendidikan di Indonesia Salah Kaprah? Ini Kata Pengamat Doni Koesoema
Meski digadang-gadang sebagai terobosan paling revolusioner, kehadiran Rumah Pendidikan ini masih menuai pro dan kontra.
Pasalnya publik kembali dihadapkan dengan tantangan adaptasi terus-menerus, mengingat sebelumnya juga ada aplikasi serupa.
Riuh perdebatan pun menggema di seluruh penjuru—sebagian menyambut dengan antusiasme, sebagian lagi masih terjegal tanya: apakah platform ini bisa menjadi solusi atau hanya berganti nama saja?
Baca Juga: Undip Lengserkan Unpad dari Top 5, Begini Urutan 20 Kampus Terbaik di Indonesia Versi Edurank
Lebih dari itu, platform ini diklaim sebagai jembatan pemersatu, karena mengintegrasi satu ekosistem yang lebih efisien dan solid.
Sehingga, Kemendikdasmen mengklaim bahwa momen ini adalah langkah besar menuju digitalisasi pendidikan yang terarah.
Abdul Mu’ti juga menyebutkan, aplikasi ini juga mendukung program quick win yang tengah digesa oleh Pemerintah Indonesia.
Sehingga, pihaknya mengklaim bahwa platform ini adalah alat pemersatu, karena mengintegrasi aplikasi sebelumnya.
Bukan hanya sekedar aplikasi biasa, Rumah Pendidikan ini menjanjikan pengalaman belajar yang lebih efisien dan mudah dengan standar RAMAH (Responsif, Akuntabel, Adaptif, dan Harmonis).
Bayangkan saja, para siswa bisa dengan mudah mengakses buku pelajaran digital secara gratis dan mengunduh bank soal tanpa biaya untuk latihan sebelum pekan ujian diberlangsungkan.
Tidak hanya itu, aplikasi ini juga memberi kemudahan luar biasa bagi tenaga pendidik, orang tua, dan Pemerintah Daerah dalam mengelola pendidikan, karena terdapat 8 fitur unggulan yang sering dieluhkan di aplikasi Rumah Pendidikan.
Pertama, ‘Ruang Sekolah’. Fitur ini berisikan profil lembaga pendidikan, rencana kegiatan, anggaran belanja, bantuan operasional Pemerintah, dan rapor satuan pendidikan.
Kedua, ‘Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan’ yang menyediakan layanan sertifikasi pendidikan, pelatihan mandiri, pengelolaan kinerga GTK, seleksi kepala sekolah, refleksi kompetensi, dan sumber-sumber rujukan yang dibutuhkan oleh katalisator pendidikan.
Ketiga, ‘Ruang Murid’ yang menjadi pusat belajar karena menyajikan sumber pembelajaran, akun digital siswa, rapor digital, dan koleksi buku bacaan digital.
Keempat, ‘Ruang Orang Tua’. Fitur ini menjadi tempat bagi wali murid mengakses layanan pengaduan, layanan informasi, kiat-kiat panduan pendampingan anak, dan konsultasi pendidikan.
Kelima, ‘Ruang Pemerintah’ yang menyediakan rapor pendidikan daerah, informasi terkait PPDB, statistik pendidikan, dan neraca pendidikan untuk evaluasi kebijakan.
Keenam, ‘Ruang Bahasa’ yang menyediakan kamus bahasa Indonesia, layanan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), dan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).
Ketujuh, ‘Ruang Mitra’. Wadah kolaborasi yang memuat publikasi ilmiah ini bisa dijadikan referensi rujukan, kolaborasi lembaga pendidikan dan relawan pendidikan, informasi terkait penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Kedelapan, ‘Ruang Publik’. Fitur ini memuat majalah pendidikan, informasi kursus digital, pengaduan informasi, pusat perbukuan, dan masih banyak lagi.***