

inNalar.com – Inilah Desa Tenganan Pegringsingan yang terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali atau 65 kilometer dari Kota Denpasar.
Desa ini merupakan salah satu desa tertua di Bali, masyarakat di desa unik ini termasuk Suku Bali Aga. Yakni merupakan orang-orang asli keturunan Bali.
Warga di Desa Tenganan Pegringsingan ini masih mempertahankan adat istiadat dan budaya mereka yang unik, yang berasal dari masa sebelum pengaruh Hindu masuk ke Bali.
Baca Juga: Panjangnya Capai 800 Km, Sungai Keruh Seolah Tak Terawat di Jambi Ini Pecahkan Rekor se-Sumatera Lho
Salah satu hal yang unik dari Desa Tenganan Pegringsingan adalah kain tenun gringsingnya. Kain tersebut adalah salah satu kain tenun tradisional yang langka.
Kain ini hanya diproduksi di tiga tempat di dunia, yaitu Desa Tenganan Pegringsingan, Desa Trunyan, dan Desa Sidemen. Kain gringsing ini memiliki motif yang unik dan khas dengan proses pembuatan yang sangat rumit.
Desa Tenganan Pegringsingan juga memiliki beberapa upacara adat yang unik, yang tidak ditemukan di desa-desa lain di Bali.
Salah satu upacara adat yang paling terkenal adalah Perang Pandan. Perang Pandan adalah upacara adat yang dilakukan untuk merayakan kemenangan Raja Mayadenawa atas Raja Balingkang.
Dalam upacara ini, dua kelompok pemuda akan saling berhadapan dan saling memukul dengan daun pandan yang diikat.
Hal unik lainnya yang dapat dijumpai di Desa Tenganan Pegringsingan ini adalah salah satunya masyarakat di desa ini tidak mengenal poligami.
Selanjutnya, desa unik ini juga memiliki Tradisi Mekare-Kare, tradisi ini adalah perang menggunakan daun pandan yang dilakukan oleh masyarakat Tenganan Pegringsingan.
Tradisi ini dilakukan setiap tahun pada bulan Juni, bertepatan dengan perayaan Hari Raya Kuningan. Tradisi ini bertujuan untuk mengusir roh jahat dan memohon perlindungan dari Tuhan.
Tradisi Mekare-Kare biasanya diiringi oleh Tradisi Ayunan Kayu, tradisi ini merupakan awal sebelum dimulainya Perang Pandan.
Terdapat dua ayunan kayu yang dibuat warga setempat dan dua ayunan kayu tersebut akan ditempati oleh dua gadis Desa Tenganan Pegringsingan dan memakai kain tradisional berwarna emas.
Hal unik serupa juga dapat di rasakan saat mengunjungi desa ini. Setiap rumah di Desa Tenganan Pegringsingan ini memiliki bentuk yang sama dari satu rumah dengan rumah lainnya.
Bentuk rumah di desa unik ini serupa dengan rumah-rumah adat di Bali pada umumnya, namun material yang digunakan, lokasi pintu masuk, juga lebar dan tingginya pintu tersebut memiliki bentuk yang sama.
Desa Tenganan Pegringsingan adalah salah satu desa unik yang paling menarik di Bali. Jika ingin belajar tentang budaya dan adat istiadat Bali kuno, maka Desa Tenganan Pegringsingan adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi.***
(Alif Agusta)