

inNalar.com – Di balik masifnya pembangunan megaproyek jalan tol di Provinsi Aceh, tentu tidak lepas dari peran banyak pihak yang merelakan tanah aset mereka demi mendukung penuh kemajuan daerahnya.
Siapa sangka, pembangunan jalan tol yang satu ini ikut menyapu sejumlah tanah aset milik UIN Ar-Raniry Aceh.
Demi mendukung terealisasinya infrastruktur daerah, Institusi pendidikan tinggi Islam ini rupanya turut masuk sebagai pihak terdampak megaproyek ini.
Berdasarkan tutur hasil rapat koordinasi terkait pengadaan lahan Jalan Tol Sigli-Banda Aceh, rupanya terdapat 6 aset tanah UIN Ar-Raniry yang perlu dilepaskan.
Adapun total enam aset tanah milik UIN Ar-Raniry yang ikut terdampak pembangunan jalan tol di Provinsi Aceh ini seluas 7 hektare.
Sebagai tindak lanjutnya, DJKN Kementerian Keuangan pun ikut membantu proses alih status lahan milik Universitas Islam Negeri tersebut.
Namun kali ini proses ganti rugi tanah aset sangat mulus layaknya jalur tol.
Pasalnya pihak institusi pendidikan yang bersangkutan sangat apik dan suportif terhadap pembangunan infrastruktur jalan ini.
UIN Ar-Raniry Aceh langsung sepakat untuk melepaskan keenam tanah asetnya secara ikhlas, tanpa ganti rugi.
“Pihak UIN Ar-Raniry setuju untuk melepaskan hak atas 6 bidang tanah asetnya yang terletak di Gampong Cot Lamme, Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar tanpa ganti rugi,” dikutip inNalar.com dari Portal Pemerintah Provinsi Aceh.
Pelepasan aset universitas di Seuramo Mekkah ini dilakukan tanpa perlu adanya ganti rugi lahan karena alasan khusus.
Alasan khusus di baliknya adalah karena tanah aset UIN Ar-Raniry Aceh memang belum tersentuh alias belum digunakan.
Baca Juga: 11 Tahun Beroperasi, Tarif Tol Bali Mandara Naik per 27 April 2024, Cek Nominalnya Disini!
Maka dari itu, pihaknya langsung menggelar lahan seluas-luasnya demi ketercapaian pembangunan ruas tol di pucuk utara Trans Sumatera ini.
Digadang, megaproyek ini paling cepat progres pembangunannya dibanding di daerah lainnya.
Sebab, setiap pemangku kepentingan mendukung penuh pembangunan jalan tol yang akan memajukan daerah yang dilalui trase ini.
Mengenai progres pembangunannya, setidaknya konstruksi tol tinggal tersisa 1 persen lagi, berdasarkan informasi per Maret 2024.
Diungkap Penjabat Gubernur Aceh bahwa dirinya yakin penyelesaian megaproyek jalan tol ini akan selesai setidaknya Agustus 2024.
Supaya akses wara-wiri Kegiatan PON XXI mendatang semakin fleksibel dan mudah.
Apabila sebelum adanya jembatan, masyarakat Aceh harus membelah bukit meliuk selama tiga jam.
Harapannya setelah akses jalan lebar ini rampung, para pelintas lebih nyaman dan menikmati pemangkasan waktu menjadi satu jam saja.
Sebagai informasi, megaproyek jalan bebas hambatan ini menelan dana investasi mencapai Rp12,35 triliun, menurut data Kementerian PUPR.
Lebih lanjut, terkhusus dana pembangunan proyek ini pun mencapai Rp8,99 triliun.
Apabila ruas tol yang satu ini berhasil tersambung, maka kerangka Jalan Tol Trans Sumatra akan kokoh menyambung dari Lampung hingga Aceh.
Kini, progres pembangunannya masih terus diupayakan khususnya di Seksi I Padang Tiji – Seulimeum.***