6 Kucing Endemik Indonesia Ini Dalam Ancaman Kepunahan

InNalar.com – Keberagaman fauna Indonesia yang memiliki bentang alam yang luas tidak diragukan lagi. Namun terdapat beberapa hewan yang dalam ancaman kepunahan.

Kucing adalah hewan yang sangat mudah untuk ditemukan. Baik itu disekitar halaman rumah, atau pinggiran jalan.

Namun siapa sangka, terdapat beberapa jenis kucing yang berasal dari Indonesia berikut justru menghadapi ancaman kepunahan. Berikut beberapa diantaranya.

Baca Juga: Bahaya Pergerakan Sesar Lembang, Warga Dihimbau untuk Waspada di Beberapa Titik Wilayah Bandung Raya

Pertama, Kucing Blacan yang memiliki nama latin Prionailurus bengalensis. Di berbagai daerah, kucing ini memiliki beberapa panggilan. seperti kucing kuwuk, kucing congok, macan rembang, macan akar, atau macan rembah.

Kucing ini memiliki motif yang mirip dengan macan tutul. Sehingga juga kerap disebut Macan Tutul Asia.

Di Indonesia sendiri, kucing ini terbagi ke dalam tiga sub spesies tergantung lokasi tinggalnya.

Baca Juga: Siapa Sangka Ada Pedesaan di Tengah Hutan Magelang yang Hanya Dihuni Oleh 6 Kepala Keluarga

Seperti Prionailurus bengalensis sumatranus yang tersebar di Pulau Sumatera, Prionailurus bengalensis borneoensis yang tersebar di Pulau Kalimantan, dan Prionailurus bengalensis javanesis yang tersebar di pulau Jawa.

Kedua, Kucing Merah Kalimantan yang memiliki nama latin Pardofelis badia. Seperti namanya, kucing ini memiliki habitat di hutan Kalimantan.

Beberapa penelitian menyebutkan kucing ini adalah nenek moyang dari Kucing Emas Asia.

Baca Juga: Asal-usul Ritual Ruwatan, Tradisi Buang Sial Masyarakat Jawa

Kucing ini memiliki ciri khas warna bulu merah dan memiliki ukuran panjang 55 cm dengan panjang ekor 35 cm dan memiliki berat 4,5 kg.

Ketiga, Kucing Batu yang memiliki nama latin Pardofelis marmorata. Corak yang dimiliki kucing ini mirip dengan kucing Bengal yang sering dijadikan peliharaan.

Pada tahun 2002, IUCN memperkirakan jumlah spesies kucing ini kurang dari 10 ribu, itupun untuk yang sudah dewasa. Jumlah tersebut adalah yang tersisa dan yang tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Keempat, Kucing bakau atau Prionailurus viverrinus. Kucing ini memiliki keunikan karena punya habitat di tempat basah seperti rawa dan pinggiran sungai.

Karena tinggal di tempat tersebut, mereka memiliki kemampuan berenang karena makanan utama mereka adalah ikan.

Akibat dari banyaknya alih fungsi lahan menjadi komplek perumahan, pada tahun 2008 IUCN memasukkan Kucing Bakau ke dalam spesies yang terancam punah.

Kelima, Kucing Emas Asia atau Pardofelis temminckii yang memiliki pesebaran di Sumatera dan Kalimantan. Dan juga tersebar di beberapa negara seperti Nepal, India, Bangladesh, Bhutan, dan Tibet.

Sejak 2008, Kucing Emas Asia masuk dalam daftar terancam punah oleh IUCN karena sering diburu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Kucing ini memiliki tubuh besar yang dapat memiliki berat hingga 16 kg, dengan panjang tubuh 105 cm dan panjang ekor bisa sampai 50 cm.

Keenam, Kucing Dahan Kalimantan atau Neofelis diardi. Memiliki corak abu-abu dengan totol hitam yang mirip macan tutul.

Kucing ini aktif saat malam hari dan terkenal bersih saat mendapat mangsa. Kucing ini akan membersihkan bulu yang menempel dan setelah itu baru memakannya.

Sejak tahun 2006, Kucing Dahan Kalimantan sudah dikategorikan nyaris punah.***(Muhammad Arif)

Rekomendasi