5 Megaproyek Nyaris Mangkrak RI: Jawa Timur Berujung Punya ‘Proyek Abadi’ hingga Jalan Tol Mandek Lintas Rezim


inNalar.com –
Meski geliat infrastruktur RI kini tampak begitu gagah dan megah, tetap saja Indonesia tidak lepas dari dinamika megaproyek nyaris gagal, bahkan sempat mangkrak.

Jika ditelusuri jejaknya kembali, terungkap dua provinsi yang sempat menjadi daerah langganan megaproyek mangkrak ini adalah Jawa Timur dan Jawa Barat.

Terdeteksi pengerjaan megaproyek nyaris mangkrak RI persebaran terbanyak berada di Jawa Timur. Namun jangan salah, ada satu ada proyek jalan tol di Jawa Barat yang justru paling bikin ketar ketir negara.

Baca Juga: Ganyang Rp300 Miliar per Km, Jalan Tol Kebanggaan Jawa Barat Ini Jadi Proyek Terlama di Indonesia

Penasaran seberapa ketar ketirnya proyek ini? Berikut ini akan dibocorkan 5 daftar proyek bernilai fantastis yang pernah menjadi beban negara di masa lampau.

Kelima proyek sedikit banyak memiliki permasalahan yang serupa, diakui negara sebagai proyek nyaris gagal RI sebab progresnya sempat terbengkalai bertahun-tahun.

“Sempat tersendat-sendat, bahkan bisa dibilang mangkrak karena berbagai alasan,” sebagaimana dikutip dari laman Sekretariat Negara.

Baca Juga: 100% Green Energy, Smelter Aluminium Paling Ramah Lingkungan RI Ada di Sumatera Utara: Siapa Pionirnya?

Kendati demikian, setiap proyek nyaris gagal yang mencakup jalan tol hingga bendungan ini berhasil mati suri berkat tangan emas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

1. Bendungan Nipah
Megaproyek nyaris mangkrak yang pertama adalah bendungan terbesar se-Kabupaten Sampang di Pulau Madura, Jawa Timur.

Namanya adalah Bendungan Nipah. Proyek waduk ini sempat bikin Presiden Joko Widodo kewalahan di awal masa pemerintahannya pada tahun 2015 silam.

Baca Juga: Peningkatan Ekonomi Ancam Ekosistem Lingkungan Buntut Hilirisasi Nikel Besar- besaran

Sempat menjadi beban negara, salah satu infrastruktur termegah di Jawa Timur ini akhirnya berhasil diresmikan usai dinanti sejak tahun 1973.

Jika ditotal, anggaran biaya dari Pemerintah Pusat yang digelontorkan untuk proyek ini mencapai Rp212,12 miliar.

Jika dirinci, Rp168,248 miliar dialokasikan pemerintah untuk biaya pembangunannya dan Rp43,876 miliar guna muluskan permasalahan pembebasan lahan, melansir dari Bappeda Provinsi Jawa Timur.

Baca Juga: Tingginya 74% Burj Khalifa, Indonesia Bangun Megaproyek Pencakar Langit Pertama

Jika merunut pada kisah problematisnya, proyek ini sebenarnya sudah diumumkan ke sejumlah tokoh masyarakat setempat setidaknya 43 tahun sebelum diresmikannya pada Maret 2016.

Alasan mangkrak megaproyek kebanggaan Jawa Timur ini diketahui karena adanya penolakan keras dari pihak masyarakat setempat. Kendati demikian, Bendungan Nipah kemudian berhasil impounding pada Oktober 2015 dan setahun setelahnya berhasil diresmikan.

2. Bendungan Bajulmati
Masih seputar bendungan. Kali ini lokasi megaproyeknya berada di antara dua kabupaten Jawa Timur, yaitu Situbondo dan Banyuwangi.

Baca Juga: Mampu Setor Rp249 T ke Negara, Daerah Terkecil Blora Pengin Merdeka Jadi Kota ‘Harta Karun’ Jawa Tengah

Proyek nyaris gagal yang kedua ini sebenarnya sudah sempat digerakkan pemerintah RI sejak tahun 1980. Namun baru tahun 2004 analisis Amdal baru dilakukan.

Empat tahun setelahnya, pembangunan fisik waduk sudah diprogres cepat, tetapi pada tahun 2010 proyeknya terhenti sementara.

Terungkap penyebab mangkrak infrastruktur senilai Rp450 miliar ini ternyata karena soal kesalahan desain fondasi yang membuatnya perlu dirombak kembali pembangunannya.

Baca Juga: Jakarta Pusat Bakal Punya Mall Tertinggi di Indonesia Rp6,5 Triliun, Tinggal Langkah Kaki dari Bundaran HI

Kendati demikian, Presiden RI Joko Widodo kemudian berhasil meresmikan Bendungan Bajulmati pada Juli 2016.

3. Penanganan Lumpur Sidoarjo
Siapa yang tidak kenal dengan peristiwa yang sempat menghebohkan masyarakat dari seantero Indonesia ini.

Semburan lumpur panas di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur ini turut masuk dalam daftar megaproyek nyaris mangkrak RI.

Peristiwa lumpur panas yang menyembur ini setidaknya telah menenggelamkan 12 desa yang tersebar di Kecamatan Porong, Tanggulangin, dan Jabon dalam kurun waktu 7 tahun setelah tragedi mengemuka.

Sibuk mengurus dampak yang mengimbas ke masyarakat terdampak, Pemerintah RI disebut sempat sampai kehabisan ide untuk menahan lumpur yang terus menyembur.

Persoalan pembayaran biaya dispensasi bagi warga terdampak inilah yang menjadi megaproyek penanganan tragedi ini sampai sempat mangkrak.

Kendati disebut sempat mangkrak, uniknya bencana ini malah justru terkesan menjadi ‘proyek abadi’ Pemerintah RI.

Sebab hingga tahun 2024, rupanya Kementerian PUPR masih menganggarkan Rp287 miliar guna memastikan semburan lumpur panas tersebut dapat ditanggul.

Sebagai informasi, tanggul tersebut perlu ditinggikan 2 kilometer setiap tahunnya.

4. Bendungan Jatigede
Megaproyek nyaris mangkrak keempat kembali pada infrastruktur bendungan. Namun kali ini lokasinya berada di lintasan Sungai Cimanuk, tepatnya di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Dinamakan Bendungan Jatigede, infrastruktur kelola air ini pernah menjadi proyek terbesar kedua di Indonesia. Bagaimana tidak menjadi megaproyek raksasa, waduk ini menelan dana hingga Rp6,538 triliun, melansir dari laman Kementerian Keuangan.

Proyek ini sempat bikin pusing negara sebab periode mangkraknya mencapai 50 tahun lamanya. Penyebab tersendatnya progres diketahui tidak jauh dari persoalan pembebasan lahan.

Pada era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebenarnya waduk ini sudah mulai dibangun, tepatnya pada tahun 2008.

Namun pada tahun 2015, akhirnya pembangunannya digesa Presiden Jokowi hingga akhirnya beroperasi penuh pada tahun 2017.

5. Jalan Tol Cikampek Palimanan (Cipali)
Megaproyek paling bikin ketar ketir negara ini adalah Jalan Tol Cipali yang kini berhasil menyambungkan ruas tol dari Banten sampai dengan Banyuwangi.

Hal yang memusingkan dari proyek tol ini adalah pada dasarnya gerak pembangunan sudah dimulai sejak masa kepemimpinan Soeharto di tahun 1996.

Namun dikarenakan adanya krisis moneter tahun 1998, proyek ini terkendala di tahap pembebasan lahan.

Mengingat pentingnya ruas strategis pada tol tersebut, Presiden SBY memutuskan untuk melanjutkan pembangunannya.

Namun hingga akhir kepemimpinannya, progres penyelesaian Jalan Tol Cipali masih terpentok progres 85 persen.

Oleh karena itu, pada kepemimpinan Presiden Jokowi tol ini kembali dilanjut pengerjaannya hingga akhirnya diresmikan pada Juni 2015.

Saking progresnya begitu lama, jalan tol ini cukup layak disebut sebagai proyek lintas rezim sebab perjalanan pembangunannya menembus 3 era presiden.

Meski telah menyedot biaya hingga Rp13,7 triliun dan telah melintang sepanjang 116,75 kilometer tetapi lintasan bebas hambatan ini dipandang kontroversi.

Dipandang kontroversi karena rasio angka kecelakaan yang menyebabkan kematian di Tol Cipali tertinggi di dunia, yakni 0,30 per kilometer.

Sebagai informasi, tingkat fatalitas rata-rata normalnya seharusnya berada di kisaran 0,15 perkilometer hingga 0,22 per kilometer.***

Rekomendasi