

inNalar.com – Kasus kekerasan tengah menjadi sorotan di Jawa Timur, dan kebanyakan korbannya adalah perempuan. Sedikitnya ada 7 kota yang dinilai tidak aman bagi perempuan.
Hal ini mengacu pada laporan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa) sepanjang triwulan 1 2024, tercatat 957 kasus kekerasan dengan rincian; 209 (Korban Laki-Laki) dan 811 (Korban Perempuan).
Kekerasan terhadap perempuan ini meliputi berbagai jenis; seperti kekerasan fisik, psikis,seksua; dan lain-lain.
Baca Juga: Modal Masuknya Capai Rp2 Miliar, Sekolah Asrama di Swiss Ini Dulunya Cuma Tampung 22 Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh inNalar.com, diketahui ada 5 kota di Jawa Timur dengan angka kekerasan terhadap perempuan paling tinggi.
Berikut ini daftar 5 kota di Jawa Timur dengan angka kekerasan terhadap perempuan paling tinggi, Sabtu 29 Juni 2024:
Kota Gresik menduduki peringkat tertinggi dalam kasus kekerasan terhadap oerempuan di Jawa Timur pada triwulan 1 tahun 2024, dengan mencatat 21 kasus.
Baca Juga: Gelar Bincang Buku, IMABTA UGM Hadirkan Narasumber Kandidat Doktor Al Azhar University Mesir
Angka tersebut mencerminkan prevalensi kekerasan seksual paling tinggi dari total kasus di Provinsi Jawa Timur.
Terbaru, puluhan istri di Gresik melaporkan suaminya ke Polres Gresik karena kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada 28 Juni 2024. Kasus ini didasari berbagai persoalan, mulai dari wanita idaman lain hingga faktor ekonomi.
Di sisi lain, pemerintah daerah tersebut sejatinya telah berupaya menekan kasus kekerasan terhadap perempuan, di antaranya membentuk Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak (Satgas PPA).
Baca Juga: Pantes Diincar Idol KPOP, Sekolah Seni Terpopuler di Korea Selatan Ini Punya 4 Jurusan Super Seru!
Selanjutnya, Surabaya mencatatkan 18 kasus kekerasan terhadap perempuan selama 2024. Sejumlah faktor ini diduga kuat terjadinya perkara terhadap kaum hawa.
Salah satu contonya adalah ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban, terutama dalam situasi di mana pelaku memiliki otoritas terhadap korban.
Ketidakstabilan ekonomi dapat juga mempengaruhi kekerasan seksual, baik melalui pekerjaan yang memanfaatkan secara eskploitasi.
Pada tahun 2023, kasus pelecehan seksual di Jombang cukup memprihatinkan. Tercatat selama tahun 2023 sudah ada 55 kasus.
Rinciannya, 21 kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), 32 kasus kekerasan seksual dan dua kasus pidana umum.
Dari semua kasus itu, 24 di antaranya korban usia pelajar. Bahkan delapan anak dinyatakan hamil.
Sedangkan pada triwulan 1 tahun 2024, terdapat 18 kasus yang sudah ditangani oleh pihak berwajib.
Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Sidoarjo sempat mengkhawatirkan. Pasalnya pada tahun 2023, sempat mengalami kenaikan di angka 162 kasus.
Data tersebut sempat menempatkan kota tersebut pada urutan ketiga tertinggi di Jatim, setelah Surabaya dan Jember.
Kabar baiknya, kasus kekerasan terhadap perempuan di Sidoarjo selama triwulan 1 tahun ini hanya membukukan 15 kasus.
UPTD PPA Jember mendata, sejumlah kasus kekerasan terhadap perempuan kembali naik di tahun 2024. Hingga Februari lalu tercatat ada 42 korban yang mendapat pendampingan khusus dari pihak UPTD PPA.
Dari data tersebut, pada Januari ada sebanyak 18 korban, sementara pada Februari ada sebanyak 24 korbam.
Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan angka di bukan yang sama pada tahun 2023.