
inNalar.com – Apakah kamu adalah salah satu yang sering bertanya-tanya, kenapa sih kalender pendidikan Indonesia mulainya selalu di bulan Juli? Nah, ternyata ada sederetan alasan unik di baliknya lho.
Perlu kita ketahui dahulu, mulanya Indonesia menetapkan Januari sebagai awal periode tahun ajaran baru. Namun ketika roda kepemimpinan Kementerian Pendidikan RI berada di bawah kuasa Mendik Daeod Joesoef ada perubahan kebijakan yang cukup signifikan.
Pada tahun 1979, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Daeod Joesoef memindahkan masa tahun ajaran baru siswa sekolah kita ke Bulan Juli.
Paling mainstream dan mendasar, salah satu penyebab munculnya reformasi kebijakan ini adalah karena pihak Pemerintah RI kala itu ingin masa transisi tahun ajaran lebih mulus dan matang.
Bulan ketujuh ini diambil waktunya agar pihak berwenang di instansi pendidikan tidak bertabrakan persiapannya dengan momentum tutup buku keuangan di bulan Desember. Mudahnya, agar tidak ribet dan hectic.
Eits, sudahkah kamu tahu alasan anti-mainstream di balik penetapan Juli sebagai awal mula Kalender Pendidikan di Indonesia?
Baca Juga: Pramono Anung-Rano Karno Siap Uji Coba Sekolah Swasta Gratis di Jakarta TA 2025/2026 Mendatang
Tahukah bahwa ada sederetan alasan unik lain yang jarang diketahui masyarakat zaman now. Ini dia 5 alasan tidak terduga kenapa kalender pendidikan di Indonesia mulainya selalu di bulan Juli, melansir dari laman resmi Kemdikbud.
1. Siklus Panen
Bisa kita bayangkan bagaimana kondisi sosial ekonomi negara kita pada tahun 1979. Terungkap sebagian besar profesi orang tua murid kala itu adalah seorang Petani.
Baca Juga: 3 Jurusan Kuliah Terbaik Buat Anak Perempuan, Lulusannya Berpotensi Kerja Bergaji Dollar dan WFH
Bulan Juli sengaja dipilih oleh Menteri Pendidikan RI saat itu karena bertepatan dengan momentum siklus panen.
Dengan menempatkan waktu liburan di masa cuannya para Petani, tentunya para orang tua murid diharapkan dapat mempersiapkan finansialnya dengan baik saat waktunya harus bayaran sekolah.
Selain itu juga menjadi masa yang pas untuk siswa berlibur dan beristirahat bersama keluarga.
2. Musim Hujan
Alasan unik kedua adalah karena musim hujan. Indonesia berada di wilayah tropis, ada kemungkinan siklus iklim hujan akan terjadi pada Oktober-Maret, jika merujuk pada keilmuan dasar terkait iklim geografisnya.
Nah, dipertimbangkan oleh pihak Pemerintah RI jikalau murid libur pada bulan Desember dikhawatirkan akan bertepatan pada musim penghujan,
Selain itu, dengan menempatkan waktu awal kalender pendidikan di bulan Juli harapannya siswa bisa lebih fresh dan kondusif memulai pelajaran saat musim kemarau tiba.
Belajar di musim kemarau dipandang jauh lebih baik daripada ketika suasananya berada dalam periode musim hujan.
3. Penyesuaian dengan Kalender Pendidikan Internasional
Alasan selanjutnya adalah agar siswa yang berniat untuk sekolah di luar negeri dapat memiliki waktu lebih untuk mempersiapkan segala berkas dan menyesuaikan dengan kaldik internasional.
Sebagai informasi, biasanya intake admission universitas di luar negeri mencakup tiga periode strategis. Pertama saat musim dingin antara Januari dan Februari.
Lalu intake juga dibuka saat musim semi, tepatnya pada bulan Mei. Periode ketiga adalah saat musim gugur tiba, tepatnya pada bulan September atau Oktober.
4. Momentum Tunjangan Tahunan
Alasan unik di balik pemilihan kalender pendidikan Indonesia mulainya saat Juli, adalah karena pada zaman dahulu biasanya pencairan tunjangan tahunan diberikan pada pertengahan tahun.
Jadi diharapkan para orang tua murid dapat merencanakan liburan yang menyenangkan dengan anak-anak mereka dalam kondisi mereka sudah ketiban rezeki nomplok di pertengahan tahun.
5. Efek Psikologis
Dengan segala faktor iklim, momentum fiskal pemerintahan, hingga penyesuaian dengan dunia pendidikan internasional, para murid diharapkan lebih merasa happy jika permulaan tahun ajaran baru mulainya saat pertengahan tahun.
Inilah 5 alasan unik di balik penetapan bulan Juli sebagai awal mula kalender pendidikan Indonesia.***