43 KM dari Istana Bogor, Desa Paling Unik di Jawa Barat Ini Dijuluki Kampung Berisik, Karokean Kah?

inNalar.com – Penamaan tempat di berbagai wilayah Nusantara terkadang sesuai dengan keadaan di kawasan tersebut. Begitu pula dengan Kampung Berisik yang ada di Bogor, Jawa Barat ini. 

Namun, yang menjadi pertanyaan adalah apakah desa di Bogor tersebut memang setiap harinya bising atau mungkin terjadi suatu fenomena unik yang menyebabkannya? 

Penasaran dengan jawabannya? Untuk lebih lengkapnya, mari telusuri apa yang menyebabkan desa tersebut menjadi unik dan fakta di balik penamaan kata ‘Kampung Berisik’ tersebut. 

Baca Juga: Intip Perbedaan Ciri-Ciri Koin Rp 100 Rumah Gadang yang Asli dan Hasil Rekayasa

Diketahui, nama aslinya yaitu Dusun Cibadak, yang berlokasi di RW 12, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat atau sekitar 43 KM dari Istana Kepresidenan. 

Ternyata, suara bising yang dihasilkan bukan karena kendaraan yang berlalu lalang atau pun masyarakatnya yang sengaja karokean setiap hari, tetapi karena pukulan palu dan baja. 

Pasalnya, melansir kectanahsareal.kotabogor.go.id, penyebab kebisingan di dusun ini karena adanya bisnis turun temurun berupa sentra pembuatan wajan dari plat baja yang dibuat secara manual.

Baca Juga: Prediksi Malaysia vs Singapura di Piala AFF 2024, Partai Pembuktian Terakhir Pau Marti Vicente Tukangi Harimau Malaya

Suara bising berasal dari tempelan palu pada saat wajan dibentuk dan hal itu sudah menyatu menjadi suara khas sehari-hari, bahkan hingga ke kampung sebelah. 

Tetapi, kebisingan tersebut tidak jadi persoalan bagi masyarakat desa karena mereka sudah terbiasa dan memaklumi profesi mayoritas warga lokal di kampung tersebut. 

Bisnis yang digeluti penduduk desa paling unik di Jawa Barat ini pun sudah ada sejak tahun 1960-an atau sekitar 60 tahunan. Dusun ini menjadi satu-satunya daerah penghasil wajan di Bogor yang memproduksi secara manual. 

Baca Juga: Prediksi Villarreal vs Rayo Vallecano di Liga Spanyol 2024-2025

Bahkan, beberapa penduduk yang berada di sana mengakui bahwa mereka sudah mulai terjun menekuni pengrajinan wajan ini sejak duduk di bangku SD atau sekolah dasar. 

Menurut warga Cibadak, berdasarkan pendataan penduduk Jawa Barat 2023, di dusun ini terdapat 20 KK (Kepala Keluarga) dan 8 bengkel yang masih beroperasi sebagai pengrajin wajan serta alat-alat dapur yang terbuat dari baja lainnya. 

Seiring berjalanan waktu, generasi muda di dusun tersebut rupanya sudah mulai bosan, mereka beralih mencari profesi lain daripada menggeluti bisnis turun temurunnya. 

Baca Juga: Uang dengan Emisi 2005 – 2014 Diprediksi Akan Mengalami Kenaikan Harga, Segera Simpan Uangnya

Hal itu terlihat dari jumlah bengkel yang semakin menurun dari masa ke masa. Pasalnya, dulu bengkel yang beroperasi hampir berjumlah 15 tempat. 

Mereka yang bekerja di bengkel tersebut yaitu mayoritas penduduk berjenis kelamin laki-laki. Namun, tentunya hal ini bukan tanpa alasan, loh! 

Karena, aktivitas pembentukan wajan memerlukan tenaga ekstra yang para penduduk perempuan hampir mayoritas tidak dapat melakukannya. Bahkan, pengerjaannya memang sulit jika dilakukan oleh pemula. 

Pada umumnya, di beberapa bengkel wajan. aktifitas produksi terdapat jadwal tertentu yang hampir setiap hari dan berlangsung dari jam 08.00 hingga 16.00.

Menariknya, pendistribusian wajan karya buatan mereka sudah sampai ke luar pulau hingga mancanegara, mereka mendistribusikan ke Manado, Batam, dan Singapura. 

Hasil-hasil tangan pandai dan tangguh mereka ini dinilai lebih berkualitas dibandingkan alat-alat masak yang dibuat dengan mesin. 

Namun, meskipun demikian pengerjaan manual bukan hanya karena berkualitas saja, masyarakat  Cibadak mengakui bahwa pembelian mesin membutuhkan biaya yang mahal. 

Pengerjaan setiap wajan, biasanya membutuhkan waktu sekitar 2 hari, dan ukurannya pun beragam begitu pula dengan harga yang ditawarkan. 

Wajan berdiameter 110 cm biasanya dihargai kisaran Rp1, 5 juta, untuk diameter 45 cm harganya kisaran Rp150 ribu.

Sementara itu, target pasar mereka pada umumnya yaitu orang-orang yang memasak dengan jumlah yang banyak seperti para pengusaha makanan. 

Demikian itulah keunikan dan alasan julukan Kampung Berisik terhadap sebuah Dusun Cibadak di Bogor, Jawa Barat. ***