

inNalar.com – Wilayah terpencil di Indonesia banyak yang mendambakan adanya listrik untuk menunjang kebutuhan sehari-hari, namun tidak untuk Kampung Naga di Jawa Barat.
Kampung Naga yang hanya memerlukan waktu 40 menit dari pusat Kota Bandung ini nyatanya telah hidup tanpa listrik dan gadget selama bertahun-tahun.
Diketahui bahwa pemerintah Jawa Barat sempat memberikan penawaran untuk mengalirkan listrik secara gratis ke wilayah tersebut.
Namun, tawaran dari pemerintah tersebut ditolak oleh warga Kampung Naga karena ingin menjaga adat turun temurun dari leluhurnya.
Meskipun wilayahnya dekat dengan pusat kota dan sangat mungkin untuk mendapat aliran listrik, Kampung Naga sangat patuh terhadap adat dan nilai budaya leluhur.
Untuk penerangan ketika malam hari, daerah unik yang hanya berjarak 9,7 kilometer dari Kota Bandung tersebut menggunakan lentera, lampu tempel, hingga petromak.
Warga yang tinggal di Kampung Naga, Jawa Barat sangat mengikuti aturan adat dan menghindari pantang yang ada.
Pantangan tersebut meliputi dilarang memakai sandal dan sepatu hingga memasuki daerah hutan terlarang yang ada di dekat Kampung Naga.
Meskipun banyak larangan atau pantangan serta selalu mengikuti adat leluhur, warga di Kampung Naga termasuk orang yang open minded atau berpikiran terbuka.
Baca Juga: Beli Mall Kek Beli Kacang! Harta Kekayaan Pengusaha Asal Indonesia ini Capai Rp 42 Triliun
Anak-anak disana juga bersekolah seperti anak-anak pada umumnya, bahkan ada yang sudah bekerja dan merantau ke kota atau daerah lain.
Jika kamu berkunjung ke Kampung Naga, Jawa Barat, pastikan untuk mengikuti adat dan aturan yang ada, salah satunya adalah memakai pakaian adat.
Pakaian adat di Kampung Naga terlihat unik dan elegan dengan menggunakan jubah putih, sarung, dan ikat kepala.
Rumah-rumah yang ada di kampung tersebut tidak memiliki toilet, sehingga apabila ingin buang air besar maka dapat melakukannya diluar atau di jamban.
Warga di Kampung Naga percaya bahwa hal-hal kotor dan bersih harus dipisahkan, dimana rumah adalah tempat untuk beristirahat dan makan.
Kebutuhan sehari-hari warga yang tinggal di salah satu kampung wilayah Jawa Barat tersebut diperoleh melalui hasil pertanian dan perikanan.***