30 Tahun Berlalu, Megaproyek Jembatan Rp15 Triliun di Sulawesi Tenggara Bakal Molor, Intip Penyebabnya!

InNalar.com – Terdapat megaproyek pembangunan jembatan yang dapat disebut molor.

Sebenarnya proyek pembangunan infrastruktur di Sulawesi Tenggara ini lebih tepat disebut tak kunjung digarap, karena gagasannya telah muncul puluhan tahun yang lalu.

Pasalnya seseorang yang memunculkan gagasan tersebut adalah La Ode Kaimuddin, yang menjadi Gubernur sejak 1992-2003.

Baca Juga: Ada Udang di Balik Batu dalam Rencana Inter Milan ‘Tendang’ Stefano Sensi ke Leicester City di Bursa Transfer Januari 2024

Dengan kata lain, maka gagasan dalam membangun infrastruktur ini sudah ada sekitar 30 tahun.

Setelah gagasan tersebut muncul, gubernur selanjutnya, Ali Mazi di periode 2003-2008 mencoba untuk merealisasikannya namun tak berhasil.

Hingga di masa gubernur Nur Alam yang menjabat sejak tahun 2008, diketahui progres proyeknya telah mencapai tahapan penyempurnaan feasibility study dan DED (Detail Engineering Design) atau rancang bangun rinci.

Baca Juga: 15 Investor Bakal Groundbreaking di IKN Kalimantan Timur pada Awal 2024, Otorita IKN Targetkan Investasi hingga Rp100 Triliun

Dilansir InNalar.com dari laman PUPR,  setelah 30 tahun lebih gagasan pembangunan jembatan ini muncul, Kementerian PUPR pada tahun 2020 – 2021, telah selesai dalam membuat desainnya.

Sedangkan direncanakan pada tahun 2022, proyek pengerjaan jalur penghubung ini mulai akan dikerjakan.

Sayangnya, proyek pengerjaan tersebut yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 harus diurungkan sehingga akan molor kembali.

Baca Juga: 10 Tahun Berlalu, 25 Bandara Baru yang Dibangun di Era Presiden Jokowi Bakal Buka Akses ke Daerah Pedalaman, Termasuk Kawasan 3TP di Papua

Hal tersebut karena pada tahun yang dimaksud, pemerintah tengah memiliki prioritas lain sehingga tidak akan dikerjakan hingga tahun 2024.

Pada dasarnya persyaratan-persyaratan dalam membangun megaproyek ini seperti desain perencanaan sampai kondisi lahan sudah terselesaikan.

Namun, saat ini anggaran negara tengah menghadapi inflasi, sekaligus terdapat pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur sehingga terdapat beban berat di APBN.

Baca Juga: Pantas Kuras Biaya Rp2,17 Triliun, Megaproyek SPAM Regional Wosusokas di Wonogiri Ini Dilengkapi Sistem Teknologi Automasi Mutakhir, Namanya…

Ditambah, pembangunan jembatan di Sulawesi Tenggara ini juga bersifat multi years, yang membutuhkan pengerjaan selama 3-4 tahun.

Apalagi nilai ekonomi dari jalur penghubung ini juga baru akan nampak pada tahun 2030 mendatang.

Sebab itulah, diperkirakan pembangunan jalur penghubung ini baru akan digarap pada tahun 2025 ke atas.

Baca Juga: Butuh Dana Jumbo Rp933,3 Triliun, Megaproyek ‘Giant Sea Wall’ Bakal Diwujudkan di Kawasan Pesisir Pulau Jawa, Atasi Penurunan Tanah!

Akan tetapi, diharapkan pada tahun 2030 nanti jalur penghubung ini sudah ada, dan dapat beroperasi.

Adapun nama dari jalur penghubung ini adalah Jembatan Tona.

Perlu diketahui, jalur penghubung ini nantinya akan menghubungkan pulau Buton-Muna.

Baca Juga: Diajukan 12 Tahun, NTT Akhirnya Bangun Jembatan Kembar Baru Senilai Rp72 Miliar, Rampung Kapan?

Jika kedua nama pulau tersebut digabungkan, maka akan jadi jembatan Tona.

Sekedar informasi, megaproyek pembangunan infrastruktur ini sebenarnya memiliki tujuan agar pulau di Sulawesi Tenggara dapat terhubung menjadi 1.

Maka tak heran jika panjang jalur penghubung ini mencapai 2.969 meter.

Baca Juga: Kucurkan Rp85 Miliar, NTT Kini Punya Bandara Baru dengan Gedung Terminal Terbesar, Namanya…

Sementara untuk rinciannya, jalur penghubung ini akan memiliki panjang bentang utama sejauh 765 meter yang terdiri dari bentang jembatan pendekat di pulau Buton 525 meter.

Sedangkan di pulau Muna akan memiliki panjang 186 meter.

Sebagai tambahan, alasan lain dari pembangunan jembatan Tona ini harus diundur dan molor kembali juga karena membutuhkan anggaran yang fantastis.

Baca Juga: Ditopang China, Smelter Nikel Senilai Rp40 Triliun di Sulawesi Tengah Ini Pernah Sebabkan Dua Orang Tewas, Begini Kondisinya Sekarang

Karena total anggaran yang dibutuhkan diperkirakan akan menghabiskan dana sebanyak Rp15 triliun. ***

 

Rekomendasi