

inNalar.com – Di dalam film, kita mungkin sering melihat adegan seseorang yang menemukan harta karun tersembunyi. Cerita-cerita seperti ini seringkali terasa tidak mungkin terjadi di dunia nyata, apalagi di zaman sekarang yang serba modern.
Namun, kisah yang terjadi di Kalimantan Utara ini sungguh menarik perhatian dan mengundang rasa penasaran.
Pengalaman nyata tiga warga yang menemukan harta karun di Sungai Sebengkok di Tarakan, Kalimantan Utara, telah menarik perhatian banyak pihak, termasuk para ahli sejarah dan arkeologi.
Baca Juga: Jangan Salah! Meski Sama-sama Bandung, Besaran UMK 3 Daerah di Jawa Barat Ini Berbeda
Kisah ini bermula dengan kejadian yang tidak terduga. Tiga orang pekerja serabutan, Jumadi, Amril, dan Anwar, yang sedang mencari kayu hanyut di tengah sungai, justru menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga daripada kayu.
Jumadi, yang berniat menambal dinding rumahnya yang rusak, tidak menyangka bahwa pencariannya akan berujung pada penemuan barang-barang antik yang diduga sebagai harta karun peninggalan kerajaan.
Penemuan ini menjadi sorotan karena tidak hanya menemukan barang-barang kuno, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang asal-usul dan nilai historisnya.
Baca Juga: Hasil Kelulusan PPPK Guru Tak Lagi Pakai Sistem Passing Grade, Ini Cara Penilaian Terbarunya
Tepatnya, harta karun tersebut ditemukan di Sungai Sebengkok, yang selama ini dikenal sebagai sungai yang penuh lumpur dan kotoran.
Kendati begitu, barang-barang yang ditemukan Jumadi dan teman-temannya justru dalam kondisi yang sangat baik, meskipun terendam di dalam air selama waktu yang lama.
Di antara barang-barang tersebut, terdapat dua pedang panjang sekitar satu meter, sembilan keris antik, tongkat kuningan berbentuk patung manusia ular setinggi 10 cm, serta dua Al-Qur’an kecil, salah satunya masih utuh dan satunya lagi sudah terlepas menjadi lembaran-lembaran.
Menurut informasi yang diperoleh dari ahli sejarah, temuan ini bisa jadi merupakan peninggalan Kesultanan Bulungan, yang pernah menjadi kerajaan terbesar di Kalimantan Utara.
Harta karun ini kemudian disimpan dengan hati-hati oleh Jumadi dalam lemari kayu rusak yang terkunci rapat, serta dibungkus dalam karung yang diikat dengan rafia.
Penemuan harta karun tersebut tak hanya memicu rasa ingin tahu masyarakat sekitar, tetapi juga menarik perhatian para ahli sejarah dan budaya, seperti Abdul Salam, SS., M.Hum., Kepala Seksi Sejarah Disbudparpora Kota Tarakan, yang memberikan pandangan tentang nilai historis barang-barang tersebut.
Menurut Abdul Salam, nilai harta karun ini tidak bisa diukur dengan angka, karena nilainya bergantung pada bahan dan nilai historis yang terkandung dalam benda-benda tersebut. Pendekatan seperti ini menunjukkan keahlian dan otoritas para ahli yang terlibat dalam penilaian barang-barang sejarah.
Salah satu penemuan yang paling menarik adalah telur emas yang berbentuk seperti telur biasa namun terukir dengan ornamen khas China.
Penemuan telur emas ini semakin memperkuat spekulasi bahwa harta karun tersebut memiliki hubungan erat dengan budaya dan sejarah kerajaan yang pernah ada di wilayah tersebut.
Bahkan, menurut beberapa warga yang lebih tua, harta karun ini bisa saja berasal dari Kesultanan Bulungan, yang memerintah wilayah Kalimantan Utara pada abad-abad lalu.
Hal ini tentu saja memerlukan penelitian lebih lanjut oleh para ahli untuk memastikan keaslian dan asal-usul barang-barang tersebut.
Sekedar informasi, sungai Sebengkok memang terkenal oleh warga setempat karena kondisi aliran airnya yang keruh dan penuh lumpur.
Meskipun lingkungan sungai yang kurang bersih, barang-barang antik yang ditemukan memiliki bau yang aneh, layaknya pasturi, sebuah tanda bahwa benda-benda tersebut telah lama terendam.
Penemuan ini menambah keunikan cerita ini, karena tidak hanya bernilai sejarah, tetapi juga memicu berbagai spekulasi dan minat dari masyarakat, termasuk para penggiat sejarah dan arkeologi.
Abdul Salam, Kepala Seksi Sejarah Disbudparpora Kota Tarakan, menegaskan bahwa tidak ada standar pasti dalam menilai nilai benda-benda sejarah seperti ini, dan harga pasar tentu akan mempertimbangkan kondisi serta keaslian benda tersebut.
Kendati demikian, penemuan ini tetap menarik perhatian banyak pihak karena memperkaya pemahaman kita tentang sejarah Kesultanan Bulungan dan kerajaan-kerajaan lain di Kalimantan Utara yang mungkin memiliki jejak yang tersembunyi di alam.
Kisah penemuan harta karun di Kalimantan Utara adalah sebuah contoh nyata bagaimana sejarah dapat terungkap secara tak terduga dan memberikan wawasan baru mengenai masa lalu kita.
Meskipun penemuan seperti ini mungkin terkesan sebagai rejeki nomplok, ada banyak elemen yang harus dipertimbangkan dalam menilai keaslian dan nilai historisnya.
Dalam hal ini, pemahaman dan analisis dari para ahli yang berkompeten sangat penting untuk menggali lebih dalam makna dan asal usul harta karun yang ditemukan ini.
Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa sejarah seringkali terpendam di tempat yang tidak kita duga, dan perlu adanya penelitian yang cermat untuk mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.