

inNalar.com – Pemerintah Indonesia saat ini tengah mengirimkan bantuan ke warga Gaza di Palestina.
Total bantuan tersebut seberat 51,1 ton yang dihimpun dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Kesehatan, Basnaz, PMI, hingga Forum Zakat.
Adapun bantuan yang diberikan berupa makanan, sanitasi, tenda, selimut, alat-alat kesehatan, kantong tidur, perlengkapan musim dingin, dan lainnya.
Pengirimannya sendiri dilaksanakan melalui Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dan Bandara Soekarno Harta.
Melansir dari Antara, bantuan kemanusiaan tersebut diangkut menggunakan dua pesawat C-130 Hercules TNI AU dan pesawat charter Boing 737 Garuda Indonesia.
Seluruh pesawat tersebut akan mengangkut paket dari Indonesia menuju Gaza melalui Mesir.
Total tiga unit pesawat ini berangkat pada hari ini, Sabtu 4 Oktober 2023 dan dilepas secara resmi oleh Presiden Jokowi.
Adapun rute penerbangannya berawal dari Jakarta – Aceh – Myanmar – India – Uni Emirat Arab – Arab Saudi – dan Mesir.
Tepatnya melalui Bandara Internasional El Arish, Mesir. Yakni sebuah bandar udara yang cukup dekat dengan Jalur Gaza.
Nantinya pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI yang akan mengajukan nota diplomatik terkait izin penerbangannya.
Tidak hanya itu, Kementerian Pertahanan juga membantu pembiayaan dalam proses pengiriman bantuan tersebut.
Bantuan sebanyak 51,5 ton tersebut nantinya akan diserahkan ke Bulan Sabit Merah Mesir.
Setelah itu, mereka yang akan menyalurkannya ke Gaza melalui UNRWA.
Hal ini karena hanya Bulan Sabit Merah Mesir yang mendapatkan wewenang untuk membawa bantuan masuk ke wilayah Gaza di Palestina.
Presiden menambahkan bahwa bantuan kemanusiaan ini merupakan tahap pertama dari Pemerintah Indonesia.
Proses pelepasan 3 unit pesawat tersebut juga didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi, serta Menteri Pertahanan Prabowo.
Hadir pula panglima TNI dan berbagai tokoh penting di bidang kepolisian lainnya.
Termasuk Duta Besar Palestina untuk Indonesia yakni Zuhair Al-Shun. Konflik Israel-Palestina sendiri telah berjalan sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Hal ini menyebabkan ribuan orang telah tewas sehingga menyebabkan krisis kemanusiaan terus terjadi.
Tidak hanya itu, sebelumnya Israel bahkan telah melakukan blokade total terhadap Jalur Gaza.
Akibatnya, bantuan internasional tidak bisa masuk ke area tersebut.
Saat ini sendiri bantuan baik berupa makanan maupun obat-obatan hanya dapat dikirimkan secara terbatas.
Pelarangan dan blokade yang dilakukan oleh Israel ini disebut karena mereka takut bahan bakar dicuri dan dimanfaatkan oleh Hamas untuk berperang kembali.***